December 24, 2011

It's gonna be a lonely christmas





It's gonna be a cold cold Christmas without you 
Dreaming of us warm warm lazy summerday's 
It's gonna be a long and lonely Christmas without you 
Missing you my darling in oh so many way's 

Yesterday I saw your mom and dad 
we bought our cards together 
I've put the presents on de Christmastree 
and there's I write this letter 
It's warm, inside, the lockvice burning right oh darling 
If only you were here, to make it right 

It's gonna be a cold cold Christmas without you 
Dreaming of us warm warm lazy summerday's 
It's gonna be a long and lonely Christmas without you 
Missing you my darling in oh so many way's 

I didn't bought a wrath or mistletoe 
You won't be here to kiss me 
The only constellation that i've got 
I'll know for sure you miss me 
It won't be long untill you're home again 
and we can share this magic moments 
But till then... 

It's gonna be a cold cold Christmas without you 
Dreaming of us warm warm lazy summerday's 
It's gonna be a long and lonely Christmas without you 
Missing you my darling in oh so many way's



Apakah gue banyak menuntut, jika hanya menginginkan natal yang berkesan lalu dianggap ga bersyukur? 
no needs much money to makes me happy, it's only needs creativity, and you never have it...
deep down i feel lonely, but can you understand it?
i did everything with my own money, and you said i asking too much?


i have a lot of friends, but the person i need to share with, always reject me. 
how can i be happy? if the answer always the same : i'm confuse!

December 19, 2011

Today's intermezzo


Kemarin dalam perjalanan ke Sukabumi, gue dan ipar sempat talking about God's will, religion, etc. Ada suatu kejadian yang gue bilang, bikin beberapa orang merasa 'enough' dengan yang namanya agama. Beberapa orang yang rajin ikut kegiatan keagamaan ternyata malah mencontohkan hal yang tidak baik untuk sekitarnya.
Misalnya begini, ada orang yang ikutin sekolah agama, sampai udah mencapai tingkat cukup tinggi, ternyata selingkuh dan bahkan menceraikan istrinya demi bersama cewe 'lain' ini. Kemudian, ada teman yang keluarganya dulu aktif sekali dalam kegiatan keagamaan di lingkungan, tapi saat keluarganya tertimpa musibah (ayahnya meninggal), justru orang-orang di lingkungannya, tidak membantu sama sekali.


Dua contoh kejadian diatas kadang bisa membuat seseorang yang tadinya beragama, mulai meragukan makna agama itu sendiri. Karena seharusnya, agama itu adalah jalan menuju Tuhan, orang yang aktif dengan kegiatan keagamaan tapi tidak bisa mencerminkan agama yang dianutnya, sama dengan nothing. Ipar gue menjawab kalau itu umum terjadi, tapi sebenernya, manusia itu diciptakan Tuhan beserta alam semesta beserta 3 hal yang sifatnya tak terbantahkan, yaitu Kedaulatan Tuhan, Free will dan Hukum Alam.


Kalau misalnya ada suatu kejadian yang sifatnya musibah, itu tidak lah selalu Kehendak Tuhan, melainkan terkadang adalah Hukum Alam yang berperan. Karena pada dasarnya, kehendak Tuhan itu baik adanya, rancanganNya selalu indah pada waktunya. Hanya karena kita belum memahaminya, terkadang kita menganggap itu adalah cobaan. Padahal Tuhan tidak pernah mencobai, melainkan setan.


Contoh lain adalah, seseorang menyetir kebut-kebutan dan kemudian menabrak sampai meninggal, itu adalah Hukum Alam. Tuhan tidak mungkin berkehendak supaya orang tersebut menyetir sembarangan di jalan raya, tetapi free will orang tersebut yang menciptakan hukum alam, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya musibah. Sama seperti free will manusia untuk mencintai seseorang dan free will seseorang juga untuk tidak mencintai balik. Adapun free will seseorang untuk menebang habis pepohonan di hutan, yang pada akhirnya menyebabkan hukum alam, yaitu banjir. Semuanya berjalan sinergis.


Dari situ gue dapat kesimpulan, bahwa iman kita lah yang seharusnya bisa dibangun, dengan keyakinan bahwa kekuatan Tuhan adalah luar biasa, dan tidak ada kehendaknya yang tidak baik, semua rancangannya adalah indah adanya. So believe in God... and He will show you the way... 

Sukabumi, 17-18 Desember 2011

Sebulan yang lalu, kami sekeluarga (my family and my sist's family) sudah merencanakan untuk melakukan KS (Kumpul Sedulur - acara rutin ketemuan sebulan sekali) di Sukabumi-Jawa barat. Kebetulan kita semua setuju-setuju aja, so jadilah weekend kemarin ini kita jalan ke Sukabumi. Gue berangkat dari rumah hari Sabtu jam 7-an pagi, masih sempat makan ketoprak di Puri (saking lapernya) dan baru setelah itu melanjutkan perjalanan.


Rencana kita semua akan ketemuan di Rest Area sekitar KM 10 Tol Jagorawi jam 9 pagi, gue sampe sana jam 8.30 am. Kebetulan jalan menuju kesana masih lancar jaya. Sempat juga gue ngopi di Starbucks, and yeay! Peppermint Mocha Frappe memang enak! 
Setelah semuanya ngumpul jam 9.30, kita lanjut lagi perjalanannya. Wah ternyata Sukabumi cukup jauh juga, perasaan terakhir kali kesana waktu rafting dengan anak-anak kantor berangkat jam 6 pagi, jalanan cukup lancar tapi sekarang mulai merayap, mungkin karena kesiangan yak... sigh...


Perjalanan menuju hotelnya cukup lama, kami lewat jalur alternatif karena menghindari pasar. Jam 2 siang kami berhenti untuk makan siang, secara laper sangat perjalanan naik turun ga nyampe-nyampe. Abis itu kita terusin perjalanan sekitar 1 jam, sampai ke hotelnya. Nama hotelnya adalah A'Rondari, lokasinya cukup oke, udaranya dingin (pastinya!) dan nyaman. Alamatnya di Jalan Sriwedari No.53, Sukabumi. 

Setelah kita istirahat sejenak, gue dan hubby berencana jalan-jalan sebentar keluar. Ngeliat sukabumi kaya apa gtu. Ternyata diluar hujan deres sekali. Kita tunggu aja sampai agak reda, baru jalan. Yang pertama kita tuju adalah : Penjual Mochi! Kebetulan sebelum sampai hotel, gue sempat lihat ada yang jual mochi, jadi gue pikir coba-coba aja mampir. Nama tokonya adalah Mochi Kaswari (Bakat Jaya). Kita mampir disana dan beli yang biasa, rasa pandan. Ternyata uenaaakkk!! Emang dasarnya sih demen mochi, jadi kita beli satu ikat seharga 20 ribu, plus keripik pangsit yang ternyata juga pedes-gurih, hanya 10 ribu rupiah. Nyam-nyam deh...


Balik ke hotel, kita sempat istirahat bentar, abis itu cari makan malam. Direkomendasikan oleh koko gue di Resto Andy Ciwangi, katanya mapo tahu-nya oke banget. So akhirnya kita kesana, mo cobain menunya. Resto Andy ini alamatnya di Jalan Ciwangi no. 14, dan gue baru tau kalau ternyata dia juga buka florist. Jadi sepertinya, usaha floristnya lebih lama dari restonya. Enak juga ya, secara restonya buka hanya dari pukul 11 am - 2 pm, istirahat, dan buka kembali jam 5 pm - 8 pm. Padahal rumahnya juga ternyata besar, berarti usaha mereka memang maju sekali. Back to the menu, main course yang kita pesan ada 3 macem, Mapo Tahu (pastinya), Kerapu tim, dan Soka telur asin. Overall sih makanannya memang enak, gue makan sampe kekenyangan, hubby nambah sepiring... (-.-)'

Menu Ciwangi : Mapo tahu, kerapu tim dan soka telor asin
Sehabis makan, sebenernya ada rencana jalan-jalan atau makan wedang ronde. Tapi kita semua uda kekenyangan. Ternyata sewaktu kita puter-puter di kota, gue lihat kota Sukabumi sebenernya cukup maju, yang belum ada sih cuma XXI. Hehehe...
Karena badan uda pada cape, akhirnya kita putuskan balik hotel dan tidur. What a nice weekend... ^^

December 15, 2011

Christmas time! Lovely December...

Ga terasa sekarang uda hampir Natal lagi, berarti juga udah mau tahun baru, alias ganti tahun. Ternyata setelah dijalani, setahun itu berlalu dengan cepat. Tidak disangka, tahun ini berarti gue udah married setahun lebih, dan gue udah almost 5 years working here. Alamaaakkk... ternyata gue comfort zone sekaleee...


Entah kenapa, memang Desember adalah bulan yang paling dinanti. Terutama kalo gue, membayangkan hari Natal (dengan salju turun, will be AWESOOMMEEE!) yang walaupun di negara ini cukup dengan mendung dan hujan, sudah cukup bikin gue damai. Tapi kenapa ya, akhir-akhir ini gue merasa makna natal (buat gue) malah berkurang? It's not as happiest when I was a kid. Dulu gue masih inget waktu gue kecil, natal adalah saat berkumpul keluarga dan beli taart Black Forest di Mirota Bakery. It feels so happy, no pressure. But lately, I feel like I don't have anything to celebrate. Bukan berarti harus berboros-boros ria, tapi perasaan damai dan syahdu-nya semakin berkurang. Mungkin karena gue sudah engga lagi merayakan bareng orang tua gue? Bisa juga sih... Sejak papa sakit dan akhirnya meninggal, Natal bukan lagi hal yang 'damai sejahtera'. Kami semua sibuk dengan acara masing-masing, sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai kadang kami tidak lagi mengutamakan kebersamaan. I miss my childhood, really I do. I miss my papa also... T.T


Back to reality... Natal kali ini, kantor mengadakan acara tuker kado yang dibatasi hanya 50ribu rupiah saja. Caranya dengan masing-masing orang harus menuliskan nama dan wishlistnya, kemudian nanti akan diudi. Siapapun yang dapat, harus membelikan sesuai yang diinginkan temannya (yang tertulis di kertas tersebut). Jadi dipastikan, gak ada hadiah yang sia-sia. Kadang tukar kado begitu kan dilematis, kalau tidak sesuai dengan penerima, bisa-bisa cuma dipensiunkan dini aja. That's why gue mendukung sekali cara tuker kado macam begini. Usefull, praktis, dan ga mungkin ditolak lah secara orangnya sendiri yang minta.


Untuk wishlistnya, gue isi : iPhone 4s...errr...tentu tidaakkk, it's just a joke. 50ribu dapet iPhone adanya juga dummy. Trus kuisi saja, "kulkas 2 pintu ataupun home theatre diperbolehkan". Hmm....Ah itupun tidak mungkin... hehehe... jadi yang masuk akal adalah.... jreeenggg.... yaitu : BUKU. Alasan pertama, nyari gampang, dan yang kedua, banyak buku yang harganya masuk. Yang gue pilih setelah melalui seleksi yang ketat (ceilee.. macem surveyor aja) adalah buku dengan judul Cacing dan Kotoran Kesayangannya #2. Berhubung yang pertama sudah ada, jadi tinggal nunggu yang kedua aja. Sekalian ngelengkapi koleksi buku gue.


Yah semoga Natal kali ini, gue bisa isi dengan hal yang lebih bermakna. Mungkin juga gue bisa mulai beresin lemari, dan nyumbang baju ke yayasan atau panti asuhan. God Bless Us... Let's do the good things before christmas come. Halleluyah!


December 14, 2011

Suatu sore dengan mbak training di SPBU Shell


Shell logo, my fave SPBU
Sedikit intermezzo aja, kemarin sore gue isi shell di spbu dekat kantor. Kebetulan banget, yang ngelayani adalah seorang mbak yang pakai baju putih bawahan hitam, menandakan dia sedang training. Seperti biasa, prosedurnya :
parkir -> ditanya : isi berapa? ->
dijawab isi xxx rupiah (atau) xxx liter ->
(background kerja : pembeli buka tutup tangki, petugas spbu nge-set permintaan di mesin) sambil tanya : kaca depan mau dibersihkan? -> dijawab : oke, fine, boleh -> kemudian kaca dibersihkan.


Nah, kali ini, sepertinya gue missing di "petugas spbu nge-set permintaan di mesin", jadi saat gue buka tangki, gue uda ga perhatikan lagi. Yang pasti sebelumnya, gue uda bilang : "Seratus ribu ya mbak, shell super extra." Ciehh... gaya gue isi shell extra, abisnya mobil gue mulai be-be-be-berat tarikannya. The next thing happen adalah, gue ngobrol ama temen gue, dan ada mbak training lain yang datang mo angkat itu pumpnya sambil nanya ke mbak training pertama (yang ngelayani gue) : "Ini diisi berapa?". Dijawab oleh mbak 1 : "Seratus ribu". Mbak ke-2 nyaut : "Lah ini kok uda dua ratus an?". Sampe ke bagian ini, gue uda mikir, haiyaaa something wrong laaa... Langsung gue liat di mesinnya, tertera : Amount 214.000 dan liter-nya 26.9. Duerrrr! Jadi si mbak ke-1 tadi ternyata ga nge-set permintaan gue di mesin. Bagooosss...


Gue ngeliat si mbak training 1 (yang ternyata bernama Maya) mulai panik, temennya kemudian panggil supervisornya untuk mengatasi kekecauan ini. Gue sih kalem aja, secara gue ga salah. Jelas-jelas gue uda bilang dan temen gue-pun menguatkan pernyataan gue. Si spv datang tergopoh-gopoh, minta penjelasan. Yah gue ceritain aja kalo gue mau isi cepek tapi ternyata bablas, dan gue minta solusinya.
Si spv (kinda wise enough) bilang, solusi pertama : "Kalau ibu mau bayar yang tertera, tentu kami sangat senang.." (yay! pastinya lah...) trus dia diem.
Gue saut aja : "Nah solusi kedua gimana Pak? Gimana kalau 50:50 aja? Saya bayar 100 ribu, sisanya bagi 2?" 
Kebetulan si spv nampaknya (mungkin) ngerasa ini solusi yang cukup baik, dia lempar pertanyaan ke mbak training itu : "Gimana Maya?"
Mbak training menjawab :"Ya ga pa pa, tapi saya ga bisa bayar sekarang Pak".
Jawaban yang cukup melas, so aku timpali : " Kalau gtu, saya bayar 170ribu aja, karena saya juga ga minta diisi segini loh. Oke kan Pak?"
Dan yak akhirnya dengan shell super sebanyak 26 liter dengan harga 170 ribu (gue meng-ignore kesalahan si mbak, bahwa sebenernya gue minta super extra, bukan super!).


Sebenernya kejadian itu gue tau suatu ketidaksengajaan, karena itu gue akhirnya mau bayar 70:30, bukannya 50:50. Tapi yah bukannya apa-apa sih, selama ini hidup gue besar dengan didikan reward and punishment, jadi kalo ada kesalahan, sedikitnya kita pasti harus bertanggung jawab. Gue mau supaya mbaknya juga (walaupun hanya menanggung 44ribu saja), dia bisa lebih waspada nantinya. Mungkin banyak yang ga setuju sama gue, ada yang bilang : Napa ga dibayar sekalian? Tapi gue yakin sih, yang bilang seperti itu belum pernah dalam kondisi kaya gue. Kasian sih iya, tapi buat gue, tiap orang pasti harus bertanggung jawab atas tindakannya. Karena gue pun belajar dengan cara seperti itu. Saat gue salah beli barang, masih syukur kalo barang bisa dituker, kalo engga? Ga mungkin juga gue mengharapkan penjual kasian dan kasi gue 'free' atas kesalahan gue itu. And I think everything has it price, including experience I suppose...

December 13, 2011

Real Friends... Best Friends


Manusia memang makhluk sosial, ga mungkin sanggup hidup sendiri selamanya. Tapi gimana mau hidup sendiri, lah lahir juga dari seorang ibu, which mean you're not alone...


Sewaktu kecil, kita punya yang namanya 'teman sepermainan' yang isinya fun-fun aja. Semakin besar, kita pasti semakin selektif mencari teman yang cocok. Sejujurnya, klasifikasi teman yang cocok ini secara tidak langsung pasti membuat lingkup sosial kita juga mengecil. Namun, meskipun mengecil, inner circle (kaya ubersocial aja) kita bisa ada beberapa. Ada komunitas sesuai hobi, teman sd, teman smp, teman sma, temen kuliah, teman kantor, dan banyak lagi lainnya.


Sebanyak komunitas yang ada, tidak semuanya menciptakan apa yang dinamakan Real Friend. Ada banyak teman yang memang sekedar teman, tapi ada pula teman yang bisa dijadikan sahabat. Tempat kita curhat dari A-Z. Teman yang baik, seharusnya justru bersikap jujur kepada kita, misalnya menurut dia kita melakukan kesalahan, memang perlu kita diberikan masukan. Sebagai teman yang baik, tentu kita tidak ingin sahabat kita terjerumus dalam hal yang salah kan?


Memang nobody perfect, meskipun seorang sahabat ada yang kita anggap real friends, sometimes, they can do the awfull things. Yang kemudian bikin kita berpikir ulang, apakah dia memang sahabat kita, atau cuma sekedar teman karena terpaksa? Istilahnya ga cocok tapi dicocok-cocokkan...



Best friend is hard to find.
Itu bener banget... Gue alami semua itu. Bahkan sampai sekarang, gue merasa 'sulit' untuk membuka diri sejujurnya kepada seseorang. Buat gue, karena pernah ngalami pahitnya punya temen yang ternyata ngejelek-jelekin gue dibelakang, gue lebih memilih untuk menjaga sikap dengan ga bersikap too open with anyone. Secret is your weakness, sometimes.


Gue punya beberapa temen (yang sampai sekarang sulit gue bilang best friend), karena sering bersikap aneh. Ada yang menyombongkan materi, sampe dia berpikir bahwa hanya dengan materi dia bisa menaklukan dunia. Serasa orang kaya baru, but actually, I don't care how much she have. Gue kenal dia sejak sebelum kerja, so why bother with all her money?
Kemudian ada lagi, temen yang narsis abis, tiap seminggu sekali ganti foto profil di FB dan show-off kalau dia sedang hang-out di cafe, mall, or manapun itu. Ada lagi temen yang paling demen gretongan, jauh kaya apa juga dijabanin asal bisa have fun gretongan. Sampai kalau gue ulang tahun, dia nanya-nanya mulu mau dirayain dimana. Tapi begitu dia ulang tahun, dianya pura-pura bego. Aneh kan? Lagipula, dengan semua glamouritas yang keliatan di foto, semua orang pasti mikir dia adalah orang yang suka dengan nightlife... yah, how can I blame people who thinks like that?


Nah yang gue sebelin banget, ada seorang temen yang demen manfaatin. Kalau dia punya acara, ataupun sesuatu rencana, dia ga mau bilang ke gue dari awal, tapi ntar nih kalo uda mau berangkat dan dia ga ada kendaraan, baru tuh ngajakin gue. Duh, empet banget! Mana sering pula harus ketemu dengan dia. Gue bener-bener merasa ga dianggep, dan cuma dimanfaatin karena dia pikir gue ga penting kali. Be honest, ketemu orang kaya gitu, gue ga tau harus bersikap gimana. Kalau gue sombong, berarti gue ga lebih baik dari dia. Tapi kalo gue diem aja, kok menyakitkan. Gue ga tau alasan dia bersikap seperti itu, some says dia sirik sama gue. Tapi apa sih yang harus disirikin? Gue bukan orang sombong, tapi gue emang bukan orang yang kepo, gue lebih suka diem, ngenet, dan baca buku. Yah please jangan disalah artikan gue ga mau negor-negor.


Temen gue ada yang menyarankan : "Udah cuekin aja, kalo emang ga cocok, ya jangan dipaksa."  Yah, bener sih, tapi kan gue ketemu tiap hari... masa mau pura-pura bego mulu. Sekali-dua kali ya okelah, but it almost happen everytime! Kadang gue sampai ga tahan, pengen hibernate mode on biar ga usah ketemu ama dia. But how?? Dengan begitu gue mengaku kalah dan ga strong enough. Beside yah, bukannya gue pelit... tapi kalau yang namanya cuma dimanfaatin, pasti ga ada yang mau lah... Kalau dari awal gue ngerasa dia temenan ama gue itu tulus, pasti lah gue mau bantuin dia. Don't expect something good in return if you can't give the best of you. So far sih, gue masih sabar dan tawakal buangeettt ngadepin dia, yah gue kan positive thinking, siapa tahu one day dia bisa berubah... Be strong! And believe everything happen for a reason. God will show you the best way to live...


-luv bff-

December 5, 2011

Hidup apa adanya...


Today menyempatkan diri membaca buku bagus dari Bentang Pustaka, Ms. Complaint's Therapy dari Ms. C!, and suddenly gue jadi ngerasa nothing. Selama ini gue kerja, tapi kayanya semua hasil kerja banyak lari ke hura-hura, buang-buang uang mulu. Sedangkan hidup gue sebenernya secara kualitatif mungkin kurang oke dan masih upgradable.


Gue masih inget, dulu sebelum gue kerja sekian tahun, gue kepikiran untuk menjadi volunteer, kepikiran untuk traveling all over the world in the name of archeology. Pengen bikin shelter yang besar buat stray dog, who live abandoned. Kenyataannya, setiap duit yang gue dapat, larinya ke barang. Entah gadget, pakaian, makanan, and so many things yang sebenernya hanya karena keinginan, bukan kebutuhan. Tapi khusus untuk traveling, karena itu hobi dan impian terdekat yang bisa diraih, i have no regret.


Melihat sekeliling kita, sebenernya begitu banyak hal yang bisa dipelajari, memanfaatkan waktu kita yang ada, sambil sesekali menikmati me-time. Kenyataannya, gue sendiri lebih banyak ngemall dan shopping daripada let's say : ikutan kursus bahasa, fotografi, ataupun mungkin sekedar membantu mengurus anjing-anjing liar di penampungan. Padahal, ngemall dan shoping cuma membawa kebahagiaan sesaat, tapi kosong pada akhirnya. Tumpukan baju segunung sampai sekarang belum mulai diberesin, padahal uda rencana disumbangkan. Yah itulah kalau kita terlalu sibuk wasting time dengan sesuatu yang tidak berbobot.


Sekarang gue udah mulai bisa mencoba untuk menahan diri, resolusi gue tahun 2012 adalah gue harus irit, dan efisien. Supaya pada akhirnya, duit yang gue dapet, ga melulu effortless. Needs strength and focus to achieve this resolution! Semangat!!

November 28, 2011

My Samsung Galaxy Tab 8.9



Yay! I have my new gadget. I really a gadget freak, if I'm not considering about my wallet, I will buy all!
Sebenernya awalnya, gue ga ada niatan beli Samsung GTab ini, tapi entah kenapa setelah browsing, suddenly the idea just like a pop up in my head! Trus gue searching spesifikasi dan harga di internet melalui website Samsung, ketemu disini
Ukurannya oke, pas banget buat dibawa dan buat browsing, unlike the sister Tab7 or Tab10.1 yang kebesaran di tangan. Spesifikasinya Tab8.9 ini pas banget, dan menggunakan Android baru Honeycomb 3.1, overall mencukupi buat gue, apalagi processor-nya pake NVidia Tegra 2, so grafik pastinya oke.


Akhirnya dengan segenap kebulatan tekad, pergilah gue ke Sentra Ponsel, dan beli itu GTab. Ternyata untuk GTab 8.9 memang semua backcover-nya berwarna putih, ciamik deh. Pas ditangan, tipis pula.
Tapi karena touchscreen, tentunya gue ga mau nanti layarnya lecet atau rusak kalau tidak diprotect sejak awal. Si mbak-nya SenPon nawarin anti glarenya dia, harga 125 ribu! Mahal bener bo'!


Wah saat itu sih gue ga kepikiran kalau ternyata itu anti glare yang jual sangat rare sekali. Gue tolak dengan alasan mahal dan gue mau cari di luar aja. Sempet muter-muter Roxy, ternyata kaga nemu juga. Ternyata emang aksesoris Gtab 8.9 ini masih jarang, so mereka jualnya mahal. Dengan terpaksa hari itu gue pulang dengan tangan kosong (kecuali Gtab gue tentunya).


SAMSUNG GALAXY TAB 8.9
Next day, perburuan anti glare dan leather case dimulai dari.... jreeenggg... KASKUS! My lovely forum dan FJB. Hunting satu persatu, ada yang jual anti glare cukup murah, tapi sayangnya dia ga bisa pasang. Meskipun dia jual dengan harga 60 - 70 ribu, tapi masalahnya, gue ga bisa pasang sendiri. So percuma...  Leather case juga ada yang jual 215 ribu sampai merk Anymode 499 ribu. Luar biasa!


But you know me, I won't give up so easily. Teteup dengan penuh semangat, gue cari di tiap thread yang ada, finally gue ketemu seller yang jual Leather Case  'hanya' 170 ribu dan bisa COD di jakarta barat (sekitar greenville atau green garden). Cihuiii banget! Nah problem sekarang tinggal cari screen guard anti glare-nya.


Ubek-ubek fjb, hanya nemu 2 seller yang jual sekaligus pasang. Satu seller di mangga besar (oh yeah jauhnya!) dan satu lagi di Tomang, but lokasinya agak nyempil gitu bikin males. Sampai-sampai saking desperadonya, gue berniat cari di Mall Puri. Hari Jumat pulang kerja, gue mampir kesana. Coba-coba nanya di TokoPDA.com, eh ada! Harga sih 100ribu, tapi udah berikut pasang. Gue pikir fine lah, secara kalo jual di fjb meskipun lebih murah 30 ribu, tapi tetap aja kan gue harus pasang sendiri. Kalaupun yang mau pasangin, tetep aja gue rugi ongkos bensin, yang kalo diitung-itung gak jauh beda dengan yang di Puri. Akhirnya gue oke-in dan, well... sekarang GTab gue uda tertempel dengan manis.


Berhubung anti glare uda ketemu, tinggal cari Leather Case aja. Gue sempet nanya di Puri (Samsung Plaza) untuk harga casenya, dan emang dia jual 299 ribu, dan 500 ribu (anymode). Gue lihat yang harga 299 ribu kok sama banget dengan yang gue temuin di Kaskus seharga 170 ribu itu. So dengan penuh semangat dan tekad bulat, gue akhirnya COD tuh LC putih di depan resto RASANE greenville, barangnya oke, sama persis dengan LC yang dijual 299 ribu, plus dikasi bonus stylus pen dan lap  halus juga. Pokoknya sekarang my Gtab uda ciamikk deh! Puas gue! Tengkyuh Kaskus! *smile*

November 26, 2011

Didikan keluarga, dulu dan sekarang





Berdasarkan pengalaman selama ini, didikan orangtua (keluarga terutama) itu sangat mempengaruhi kemandirian seseorang. Contohnya gue karena dibesarkan dikeluarga yang tegas, disiplin, dan gak memanjakan, sekarang hampir bisa dibilang semuan kerjaan rumah cukup oke. Sementara, gue ngeliat orang yang dari kecil tidak dibiasakan untuk 'bekerja', dalam dunia nyata akan tetap manja. Orang tersebut selalu berpikir akan ada orang lain yang membereskan semua kerjaan untuk dia, sama seperti waktu mamanya melakukan semua kerjaan untuk dia.


Mungkin sebagai orang tua jaman dulu dan sekarang berbeda, contohnya kalau dulu mindset 'Ayah bekerja, Ibu di rumah bertanggung jawab atas anak' sangat kentara sekali. Kalau hal itu diterapkan sekarang dimana misalnya : sang ayah gaji tak seberapa, nampaknya akan sangat sulit. Umumnya saat ini dibutuhkan kedua-duanya untuk bekerja. Dengan model didikan jaman dulu, pastinya akan sulit sekali beradaptasi. Merasa tidak terima kadang karena harus hidup mandiri, sementara sejak kecil semua disediakan dan dilayani. Even terkadang mereka malah menjadi anak mami, lebih senang pulang ke rumah orangtua daripada hidup mandiri, sendiri.


Repotnya jika hal ini terjadi dengan teman dekat atau pasanganmu. Karena umumnya, dia tidak mau mendengar nasehat dari siapapun kecuali mamanya, dan pikirannya sempit hanya sebatas apa yang dia tangkap dalam keluarganya. Jadi pada akhirnya pola berpikir orang tersebut menjadi kurang bisa menerima pendapat orang. Solusi untuk masalah ini pastinya hanyalah komunikasi dan kesadaran bersama. Tapi semua itu pasti harus dari dua pihak, jika hanya salah satu, kata sepakat tak mungkin didapat. Ujung-ujungnya, talk to the hand saja, yang satu bicara, yang lain tidak mendengarkan.

November 18, 2011

Mtix vs Blitzcard

Yay! Akhirnya Twilight - Breaking Dawn premiere today. Senangnya karena ada mtix, bisa beli duluan pagi-pagi. Itupun tumben banget, di Pluit Village bisa uda ada yang isi di barisan B. Padahal masih jam 7-an. Can you imagine gimana ramenya ntar malem?
Thanks God deh, mtix emang berguna banget buat gue yang hobi nonton sampe ke sumsum tulang.... (apaan seh?)

Tapi betulan, kalau loe penggemar nonton bioskop, somehow lebih berguna punya m-tix daripada blitzcard.
Pertama nih, karena cabang XXI lebih banyak daripada Blitz. Bioskop XXI sudah ada jaringan di Jakarta dan luar Jakarta (cek : http://21cineplex.com/theater.cfm) sementara kalau Blitz hanya wilayah Jakarta-Tangerang dan Bandung (cek : http://www.blitzmegaplex.com/en/index.php). 
Kedua, harga XXI lebih bervariatif, dan lebih murah dibeberapa tempat daripada Blitz terutama untuk workdays, atau istilahnya nomat (nonton hemat). 
Ketiga, kalau kita beli ticket menggunakan m-tix, pengambilan bisa diwakilkan asal menyebutkan kode transaksi. Sementara kalau pembelian dengan Blitzcard, dengar-dengar harus swipe kartunya baru keluar tiketnya.
Sounds so complicated just for watching movies, don't you think so?

Tetapi kelebihannya Blitz dibandingkan XXI adalah teaternya banyak, sehingga pilihannya pun banyak. Selain itu Blitz kerapkali memutar iNAFFF (Indonesia International Fantastic Film Festival) setiap tahunnya. Tahun ini berlangsung dari tanggal 11-20 November 2011 di Blitz Grand Indonesia (cek : http://www.blitzmegaplex.com/en/events_detail.php?id=EV201110250740448608).
Kemudian perbedaannya juga untuk 3Dnya, XXI menggunakan Dolby 3D dan Blitz menggunakan RealD 3D. Membaca penjelasan dari sini, dijelaskan perbedaan 3D untuk kedua bioskop tersebut.
Untuk RealD 3D penjelasannya sebagai berikut :
Merupakan teknologi 3D polarized yang lebih baru, menggunakan kacamata circular polarized. Teknologi ini memungkinkan kepala kita bisa bergerak bebas tanpa kehilangan fokus pada gambar. Tapi efek 3D yang ditampilkan bukanlah efek 3D yang gambarnya bisa keluar dari layar seperti IMAX, melainkan kebalikannya, gambar seakan-akan masuk jauh ke dalam layar. Efek 3D ini tidak membuat otak cepat lelah sehingga cocok untuk menonton film berdurasi panjang.
Sedangkan untuk Dolby 3D penjelasannya begini :
Merupakan teknologi 3D yang lebih baru, sekilas tidak ada perbedaan dengan RealD 3D. Perbedaan yang paling jelas dirasakan penonton adalah adanya pantulan warna di samping kedua mata, terutama pada saat lampu bioskop belum sepenuhnya dimatikan.

Nah jadi memang semua bioskop punya kelebihan dan kekurangannya. Tapi kembali ke masalah mtix vs blitzcard, kalo gue teteup pilih yang lebih banyak lokasi karena fleksibilitasnya lebih tinggi. Secara Jakarta gitu, kena macet dijalan bisa-bisa tiket melayang. Apapun pilihan loe, have a good time in cinema!

November 17, 2011

Bosan, apatis, tak berambisi

Yah benar, itulah gue akhir-akhir ini.


Don't ask me why, it's just happen.


Bulshitt dengan segala keinginan untuk mengembangkan diri, where the hell my passion is? Masa sih passion gue cuma shopping? Unbelievable gue sedangkal itu... (padahal emang bener). Sebelum married padahal gue uda 'bertekad' kalau bakalan mengisi waktu dengan hal yang berguna, yang bisa mengembangkan talenta. But look now? Yang gue lakuin cuma sebatas KERJA, PULANG, NGE-MALL on weekend...  Bukannya gue ga happy, tapi jujur gue bosan.
Padahal ada tuh perumpamaan majikan yang memberikan 5 talenta ke hambanya, dan hambanya bisa mengembalikan 5 talenta plus 5 talenta lagi, total 10 talenta. Hebat nian tuh hamba. Sementara gue, dikasih 1 talenta aja, boro-boro bisa balikin 1 talenta, jangan-jangan malah udah tinggal 1/2 talenta.


Gue merasa ga berguna, stuck!
I just working for living, not working for my passion.


Gimana lagi, kadang kalau kita nurutin passion, kok susah bener nemuin pekerjaan yang cocok. Why? Am I not looking for it? Am I in comfort zone? Mungkin engga juga. Sebenernya kalau dilihat dari kerjaan gue sekarang, cukup menyenangkan. It's just, I can't achieve more, I feel I can't develop myself and it seems I become more lazy everyday. OMG!
What should I do then? Some say, I need to moving forward. Yay! It's not as easy as talking, babe!
Pertama, kerja di Jakarta semakin lama semakin butuh pertimbangan yang matang. Untuk memilih suatu pekerjaan, harus dilihat dari lokasi, salary, dan yang pasti posisi.
Sekarang ini pertimbangan gue :


LOKASI
Semakin jauh lokasi, tentu efeknya semua tau : MACET dan BUANG-BUANG WAKTU. Kebayang donk, gue tinggal di perbatasan Tangerang dengan Jak-Bar, dan (misalnya) gue kerja di Sudirman-Thamrin-Kuningan, you know jam berapa gue harus berangkat? Setidaknya jika masuk kantor jam 8, gue harus berangkat 5.30! Why? Karena ada 3 in 1, jadi gue harus sampe sekitar jam 7 di wilayah itu, dan avoiding traffic pastinya. Nah kita traceback, kalau jam 5.30 am gue uda berangkat, it means gue siap-siap dan bangun pagi setidaknya jam 4.30 am. Yeah, right!
Dan untuk jam pulang, hmmm... Seandainya jam pulang adalah jam 4.30pm atau jam 5 pm, toh amannya tetap aja harus menunggu 3 in 1 kelar jam 7. Wallaaa... gue sampai rumah jam 8.30 malam, minimal. Can you imagine, what kinda life is that? Totally wasting time only for round-trip to office.


SALARY
Pastinya, tidak mungkin kita menerima kerjaan yang salarynya hanya naik beberapa ratus ribu rupiah. Nah, pertimbangan itulah yang harus diperhatikan. Kalau salary 2x lipat, mungkin masalah lokasi akan dipertimbangkan, kan bisa sewa sopir dan bayar pertamax... Hehehe... (ngelantur)


POSISI
Tentunya kita ga bisa tergantung dari Kamasutra untuk hal ini...#uups lost focus... maksud gue, kalo posisi sama, ngapain pindah? Gue yakin haqul yakin kalo salary tidak mungkin beda jauh. Ya kan?


Nah mostly itulah pertimbangan gue, selain additional facility sepertiCOP (Car Ownership Programme) dan asuransi kesehatan full cover, kalo disediakan tentu lebih disukai. Khusus untuk tunjangan kesehatan, itu sangat-sangat penting saat ini, dan kebetulan perusahaan gue sekarang menerapkan full cover untuk itu. Thanks God gue so far belum pernah sakit parah, meskipun I pray everyday, not to sick.


Dengan sedemikian banyaknya pertimbangan, orang bilang gue kontrak mati ama perusahaan gue sekarang. Tapi engga kok, suerrr... gue cuma pengen berusaha maksimal aja, dan somehow mencari solusi supaya gue ga merasa stuck lagi. Gue ga iri dengan teman-teman gue yang gajinya gede (well, that's a lie) maksudnya ga sebegitunya iri (ehm...) tapi yang gue mau adalah supaya gue ga lagi merasa life is about routines, and that's suck! Gue mencoba untuk traveling, well yeah, that works! Because traveling is the one I love most. Tapi ujung-ujungnya... ehm yah nasib karyawan, keabisan cuti (and money for sure), hehehe... Kalau gue ngikutin hobby, koleksi gadget, gue yakin sih seneng-seneng aja, tapi itu ga selalu berguna. Lah teknologi pasti akan selalu berkembang, masa gaji gue ga berkembang, gue harus empot-empotan demi hobby? Ngimpi kamu!


Jadi solusi dari masalah ini apa ya, I keep thinking over and over... Mungkin gue harus ikutan kursus photography? Dan mulai hunting untuk historic cultural building? Secara gue demen dengan historical building. Mungkin dengan membeli Canon EOS akan sedikit mengurangi kebosanan? Semoga bisa.
Nantinya kalau Tuhan kasih jalan, gue mau mengunjungi beberapa situs-situs budaya dari list UNESCO ini : http://whc.unesco.org/en/list.
Wish me luck for this passion.

November 9, 2011

Watch out with your status on Social Media


Pagi-pagi gue baca suatu update status yang unik tapi juga kurang tepat menurut gue. Mungkin beberapa orang bilang itu tidak sepenuhnya salah, tapi juga ga sepenuhnya bener. Berikut update status dari salah seorang teman yang terbaca di wall gue :
kalau belum brani sengsara ga usah pacaran ajah...... 
kalau belum brani dilarang ga usah menikah ajah.......
Nah, menurut gue pribadi, yang menjadi pertanyaan adalah : apakah pacaran berarti sengsara? Atau menikah berarti penuh larangan? I'm not quite sure about that. 
Masalahnya, kalau pacaran bikin kita sengsara, ngapain pacaran? Apalagi kalo nikah berarti dilarang-larang, that's a big question. Dilarang apa? Kenapa harus dilarang? Dilarang main ke mall? Dilarang jalan-jalan dengan teman? Ow... sepertinya pernikahan itu seharusnya penuh dengan toleransi. Saling mengerti tanpa perlu melarang.


Statusnya yang seperti itu malah membuat gue berpikir, there's something wrong with her marriage. Apakah dia merasa sejak nikah trus dilarang ngapa-ngapa? Atau dia yang suka melarang suaminya? It's strange to know her mind only by read her status in Facebook. But personally, i disagree with her status.

November 1, 2011

Is it a good question?



Artikel yang oke nih, buat yang masih lajang tentunya.


KOMPAS.com — Jika Anda masih lajang, Anda pasti sudah berulang kali mendengar pertanyaan seperti, "Kok belum kawin, sih?" atau "Kapan kawin?" atau "Kamu sih, pilih-pilih!" Si penanya mungkin tak sadar betapa menjengkelkannya mendengar pertanyaan seperti itu. Anda sudah mendengarkannya sejak tahap Anda merasa terganggu dengan pertanyaan semacam itu. Anda mulai kebal, hingga mulai terganggu lagi (ketika sadar usia sudah mendekati 35 tahun).


Mungkin si penanya memang tak bermaksud menyinggung perasaan Anda karena itu memang pertanyaan standar yang akan dilontarkan orang ketika sudah lama tak bertemu. Oleh karena itu, daripada stres karena mendapat pertanyaan yang itu-itu saja, lebih baik Anda mencoba menjawabnya dengan cara yang berbeda. Entah itu dengan mengutarakan pandangan Anda tentang pernikahan atau menanggapinya dengan jokes saja. Yang penting, jawablah dengan tenang, tetapi tetap percaya diri. Nah, berikut jawaban yang bisa Anda berikan:


"Belum ketemu yang seiman. Kalau sudah seiman pun, belum tentu langsung cocok, kan?" 
Jawaban ini akan membuat si penanya respek terhadap kondisi Anda bahwa menemukan pasangan yang seiman adalah prinsip Anda, dan ini jauh lebih elegan daripada menikahi siapa saja karena sudah didesak untuk menikah.


"Yah, gimana dong, dulu aku terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. Tapi aku tetap mencari, kok!"
Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda bersikap realistis dengan kondisi Anda. Anda terlihat percaya diri, tetapi tetap rendah hati. Setiap orang pernah berbuat kesalahan, dan Anda ingin memperbaikinya. Siapa tahu, akibatnya si penanya akan mengenalkan Anda kepada temannya.


"Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku sudah menikah sekarang, dan kamu jadi patah hati!"
Anda bisa mengatakan hal ini jika yang bertanya seorang pria, dan Anda merasa tertarik padanya. Bila ia juga masih lajang, bukan tak mungkin jawaban ini akan membuka peluang baginya untuk menjajaki hubungan dengan Anda.


"Ah, senang juga kok, tetap melajang. Enggak ada yang melarang kalau mau keluar kota, dan enggak perlu kompromi soal apa pun."
Anda menunjukkan bahwa menjadi lajang tak selamanya merugikan atau memalukan. Namun, sampaikan jawaban itu dengan ekspresi yang meyakinkan. Bila tidak, Anda hanya akan dianggap menghibur diri atau bersikap defensif. Kalau Anda memang masih menikmati kehidupan lajang, kalimat ini menjadi cara yang baik untuk menjawab pertanyaan. 


"Aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku...."
Wow... great answer, great sense of humour! Berikan senyuman Anda yang paling menawan dan tunjukkan kepribadian Anda yang menyenangkan. Jawaban ini juga membuat si penanya sadar bahwa perempuan tetap harus mencari pria yang baik dan dapat diandalkan karena Anda pun punya kualitas yang sama. Hanya karena masih lajang, tak berarti Anda desperate.


"Aduh, belum ketemu Mr Right, nih! Cariin, dong!"
Nah, ini jawaban yang akan menguntungkan Anda. Bila Anda memang cukup sibuk sehingga tak terlalu sering meluangkan waktu senggang bersama teman-teman, si penanya akan merasa tergerak untuk mengenalkan Anda dengan teman-temannya. Bahkan, Anda mungkin bisa mendapat kenalan lebih dari satu. Asyik, kan?


"Ya, jelas harus pilih-pilih dong! Kalau tiba-tiba dia ternyata perampok bank, gimana?"
Ini juga jawaban yang asyik karena Anda menanggapi tuduhan "pilih-pilih" tadi dengan humor. Percayalah, sebagai perempuan Anda memang harus memilih pria yang mampu mendampingi Anda seumur hidup. Dan ini tak mungkin dicapai bila Anda tergesa-gesa memutuskan pria yang ingin Anda nikahi. Tentu, pilih-pilih yang dimaksud bukan "pilih yang ganteng, jangkung, kaya, atau terkenal".


Sekali lagi, apa pun jawaban yang Anda berikan, Anda harus percaya dengan apa yang Anda katakan. Bila Anda "membaca" bahwa percakapan itu akan berlarut-larut, segeralah mengganti topik pembicaraan. Ini memperlihatkan bahwa Anda tak bisa diatur olehnya. Lagipula, jika si penanya tergolong orang yang usil atau gemar mengurusi orang lain, tak ada gunanya meladeninya.


Kalau boleh ditambahkan, sekarang ada beberapa jawaban yang lumayan OKE juga, sbb :


"May... maybe Yes, maybe No" 
Jawaban umum akhir-akhir ini, terinspirasi dari salah satu iklan di TV. Lumayan mengena sih. 


"Nunggu kamu punya anak deh.." (untuk penanya yg uda merit tapi belom punya anak) 
"Nunggu kamu punya anak ke..." (itung aja sendiri anak si penanya udah berapa)


Tapi mau bagaimanapun juga, dalam hidup manusia itu, semua pertanyaan ga akan pernah berhenti. Di sini (Indonesia) menganggap pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah wajar, walaupun diluar negeri terkadang pertanyaan seperti itu dianggap ga sopan. Kalau di Indonesia, kita belom merit, akan ditanya kapan nikah. Kalau sudah nikah, pasti ditanya kapan punya anak, even kalo sudah punya anak satu akan ditanya juga kapan nambah anak. Cape gak loe?? Perasaan cuma kapan mati aja ga ditanya. Hahaha...


Kalo gue pribadi sih, gue risih banget dengan pertanyaan itu. Prinsip gue adalah : "Perlakukan orang lain seperti yang kamu ingin orang lain lakukan padamu". So karena gue terganggu, gue juga ga pernah menanyakan something privacy kaya gitu ke temen-temen gue. Baik yang single maupun yang uda beranak. Pentingkah kita membuat mereka merasa dikejar target? Apakah itu mempengaruhi pertemanan kita? I don't think so. I think, somehow, it's kinda annoying.


Kita mau nikah kapan, mau punya anak kapan, itu adalah keputusan kita (dan pasangan kita kelak). Seharusnya sebagai orang lain (walaupun hanya basa-basi), gue pikir ga usah terlalu lebay dengan menanyakan hal tersebut. Kalau teman kita memang berniat menyebarkan berita gembira, bisa dipastikan kita akan tahu juga pada akhirnya. Jadi tidak perlu basa-basi dengan menanyakan hal 'mengganggu' seperti itu disetiap pertemuan. Toh kalaupun kita mau cepet nikah atau enggak, si penanya juga ga akan bantu bayar biaya pernikahan kan? Begitupun kalau kita dikejar target punya anak dengan alasan "umur", toh si penanya ga juga bayarin kebutuhan anak kita? So all that chit-chat are crap for many reasons. Lagipula, ga semua orang menikah hanya dengan tujuan punya anak. Cobalah sebagai manusia bisa open mind sedikit, dan menerima bahwa pikiran manusia itu beda-beda. Dengan begitu bisa memahami kalau apa yang diinginkan tiap individu tidak selalu sama dengan apa yang dimaui oleh penanya.


Kalau gue sekarang sih uda ga terlalu peduli dengan pertanyaan itu, secara buat gue kalo ada yang bertanya kapan punya anak, cukup gue jawab : "Lagi pengen pacaran aja" atau "Belum kepingin". Extreme nya sih kalau ada orang yang nanya terus-terusan di bbm atau ym, ya gue remove aja. Selesai kan? 

October 25, 2011

Unbelievable news... Marco Simoncelli passed away...




Masih inget saat kami sebagai pemenang Oakley Contest berderap dengan gembira untuk menonton race MotoGP di Sepang, Malaysia tanggal 23 October 2011.


Walaupun panas dan jauh kita hajar semua demi menonton pertandingan yang diharapkan tetap seru walopun World Championship uda jelas dipegang oleh Casey Stoner dari Repsol Honda. But I still can't believe, that actually we went there only to watch the crash of Marco Simoncelli - SuperSic#58 from Honda Gresini. And the worst thing is, kecelakaan itu harus membuat SuperSic passed away. We never thought that it was a really serious injured. 


Semua penonton di Sepang yang awalnya mengomel karena race dihentikan, seketika itu juga begitu mendengar announcement dari penyelenggara bahwa pukul 16.56 waktu Malaysia SuperSic dinyatakan tiada. Suddenly peoples shocked and full with sorrow... It's a horrible moment I ever had. 
And when we see the paddock team crying together and hold-on one another, it's really a sad moment. Thing that crossed my mind is when God says it's over, then it's over.... So sad...


the horror accident


Good bye SuperSic #58, have a nice ride to heaven... 



October 19, 2011

Unexpected fortunately moment! MotoGP Sepang, here I come!!


Lucky me. That's all I can say. Gimana engga, awal bulan October ini, one of my best friend info ke aku kalo dia ngajak aku ke Sepang (Malaysia) untuk menonton MotoGP tanggal 21-23 October. Awesome, isnt it? And not just that, this event held by Oakley Indonesia, and they gave us specially a sunglasses Hoolbrook VR64, was made with Rossi signature! The ticket itself is obviously awesome, but include an Oakley Sunglasses for free? It's incredibelly extraordinary!


It happen first only accidentally, when my friend bought a sunglasses in Oakley Indonesia online, during the Oakley contest to win a trip to watch MotoGP which is she don't even realized. But then not long after that, one of the Oakley representative called her, and tell her that she won the tickets, one of the 3 winner from Indonesia. That day she told me whether I want to go Malay or not. That question surprise me for sure, no rain no storm suddenly asking me about that. But I said yes, because when I ask it's free or not, she said IT'S FREE. Then she told me about she win the contest. WOW! I'm speechless, and moreover she. Because she didn't even know about the contest, and suddenly win. Can you imagine?? That's like the winds of heaven.

But we still (almost) didn't believe at first, I mean, OH YEAH? WE WERE THAT LUCKY?? Especially me, because I didn't buy anything, but I can watch the MOTOGP??? Hell yeah!
But what makes me believe, slowly but sure, because the Oakley Rep - Ms. Luzi, asking about our passport and ID. It's almost impossible if it was a joke. After we send the data, then we waiting for the respond. We almost thinks that something went wrong, when a few days without any reply or notification to follow up about this. 

Finally after a long wait with full of hope, Ms. Luzi replied the email, and sent my friend email about the notification. They informed us that they will provide :
- Ticket Return Jakarta - Kuala Lumpur - Jakarta
- Ticket MotoGP Sepang
- Ducati paddock pass
- Hotel in KL
- Transportation from Airport - Hotel, Hotel - Sepang
and..... OAKLEY HOLBROOK VR64 (Valentino Rossi) signature series!!!
OMG! I nearly faint! LOL

We can't hardly wait for the handover tickets and sunglasses in O'Store. For me, it's truly gift from God. I didn't buy anything, I just being lucky have a very nice best-friend ever!
And when the prize come, it's really amazing day, I got the tickets and Sunglasses. Really lucky person I guess.

My Oakley Holbrook VR46 - Valentix signature
My Sepang Tix



September 23, 2011

Mainstream vs Minor-stream Movies



Last week I decided to watch the new movie RISE OF THE PLANET OF THE APES. I thought it was the sequel from the first movies Planet Of The Apes, but it seems that the movies had no connection at all. 


It's a Friday night at 6pm when I went to the Puri XXI to bought 2 tickets, for me and hubby. Lucky me, the cinema was pretty quiet, not many people around, so I got tickets in my fave seat. The tickets showing on 9.10 pm, thenI need to wait around 2-3 hours before the show began. To killing time, we decided to look something to eat for dinner.


After dinner, I prefered to wait in the cinema than walking around, afraid that I will buy something I dont need, hehe.
We sat on a bench near studio 1, where my movie was playing. At the next studio, they played TREE OF LIFE, starred by Brad Pitt. 


I almost persuade my hubby to watch this movie on Sunday, when 3 girls from inside the studio came out so quickly and grumbling. That's surprise me, and extracted me to overhear. The girls also sat next to my bench, raised the eyebrow and they said that : "What kinda movie is this" another also retort : "Why Brad Pitt like to play for movie like this?". Above all, I only heard their disappointment about this movie. Wow! How could that be? Luckily I haven't buy the ticket yet. It seems that a lot of people deceived by the poster of Tree of Life, which awarded Palme d'Or from 64th Cannes Film Festival, but someway very bored.




Perhaps like my friend's idea, the cinema should mention which one is the mainstream movies (box office) and minorstream movies (film festival). Because no one like to buy the ticket for something that they don't expect. We can't just think famous actor will always playing a box office movie. And when they don't, mostly will disappoint.
It's not that minorsteam always a bored and bad movie, but somehow if we already know, at least we will not expecting something boombastic, action or thriller in the scenario.
Especially for me, mainstream movies = cinema, minorstream = dvd. Hehehe...



My Newest Thought

Operasi Gigi Geraham Bungsu (Menggunakan BPJS 2020)

Hai semuanya, kali ini gue mau share tentang pengalaman gue operasi gigi geraham bungsu atas bawah, sebanyak 4 gigi. Yes, 4 gigi sekaligus! ...