September 23, 2011

Mainstream vs Minor-stream Movies



Last week I decided to watch the new movie RISE OF THE PLANET OF THE APES. I thought it was the sequel from the first movies Planet Of The Apes, but it seems that the movies had no connection at all. 


It's a Friday night at 6pm when I went to the Puri XXI to bought 2 tickets, for me and hubby. Lucky me, the cinema was pretty quiet, not many people around, so I got tickets in my fave seat. The tickets showing on 9.10 pm, thenI need to wait around 2-3 hours before the show began. To killing time, we decided to look something to eat for dinner.


After dinner, I prefered to wait in the cinema than walking around, afraid that I will buy something I dont need, hehe.
We sat on a bench near studio 1, where my movie was playing. At the next studio, they played TREE OF LIFE, starred by Brad Pitt. 


I almost persuade my hubby to watch this movie on Sunday, when 3 girls from inside the studio came out so quickly and grumbling. That's surprise me, and extracted me to overhear. The girls also sat next to my bench, raised the eyebrow and they said that : "What kinda movie is this" another also retort : "Why Brad Pitt like to play for movie like this?". Above all, I only heard their disappointment about this movie. Wow! How could that be? Luckily I haven't buy the ticket yet. It seems that a lot of people deceived by the poster of Tree of Life, which awarded Palme d'Or from 64th Cannes Film Festival, but someway very bored.




Perhaps like my friend's idea, the cinema should mention which one is the mainstream movies (box office) and minorstream movies (film festival). Because no one like to buy the ticket for something that they don't expect. We can't just think famous actor will always playing a box office movie. And when they don't, mostly will disappoint.
It's not that minorsteam always a bored and bad movie, but somehow if we already know, at least we will not expecting something boombastic, action or thriller in the scenario.
Especially for me, mainstream movies = cinema, minorstream = dvd. Hehehe...



September 22, 2011

Forgiveness





Memaafkan adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dalam pelaksanaannya.

Dalam hidup, terutama kerja, sering kita temukan hal-hal atau kesalahan yang membuat kita kecewa, ataupun marah. Mungkin dengan teman kerja, atasan, ataupun terkadang dari pihak eksternal.

Kadang emosi tersebut mempengaruhi kita sehingga kita langsung mengkritik dan menyalahkan orang lain. Ada baiknya, setiap kali timbul konflik atau kesulitan, kita harus terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri daripada mengkritik atau menyalahkan orang lain. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah memahami dan memaafkan siapapun yang telah membuat kita merasa emosi.

Memaafkan, adalah suatu pilihan.

Terkadang banyak orang yang cenderung melupakan saja, padahal seharusnya lebih penting jika kita bisa memaafkan dan melupakan. Kalau kita hanya melupakan saja, terkadang masih ada rasa dendam/kesal yang tertinggal, yang pada akhirnya jika ada masalah yang terjadi lagi oleh orang yang sama, kita akan cenderung mengungkit-ungkit lagi. Misalnya : memang si A itu kalo kerja ga pernah beres, memang si B itu sukanya seperti itu, memang si C itu pilih kasih, dll.
Sementara, kalo kita benar-benar bisa memaafkan secara tulus, tanpa rasa dongkol ataupun kesal, kita akan lebih sabar dan memahami bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna, termasuk diri kita sendiri.

Kita hanya menjalani hidup sekali saja, karena itu kita seharusnya dapat menghapuskan dendam, mengakui kesalahan (jika memang kita telah melakukannya) dan berjiwa besar untuk meminta maaf, bukan hanya menuntut orang lain untuk meminta maaf ke kita.

Meminta maaf tidak selalu mudah, terutama memaafkan orang yang mungkin sudah menyakiti kita dengan kata-kata ataupun perbuatan. Tetapi jika kita mencoba dan berdoa, beban itu akan berkurang perlahan-lahan.

Jika kita dapat sungguh-sungguh memaafkan orang lain dengan cara yang sama kita memaafkan diri sendiri, maka hidup akan terasa lebih ringan dan bahagia.

September 15, 2011

Forever Love



Someway kalo gue denger lagu ini, rasanya mellow luar biasa. Padahal ini lagu juga lagu lama, tapi kayanya bisa bikin gue bernostalgia. Entah apa yang gue nostalgiakan, tapi rasanya beda banget kalo denger lagu ini dalam suasana 'sunyi'. 



                                               Forever Love by Gary Barlow


Love it has so many beautiful faces, 
Sharing lives and sharing days... 
My love it had so many empty spaces, 
I'm sharing a memory now... 
I hope that's how it stays 


Now I'm deep inside love and still breathing, 
She is holding my heart in her hand  
I'm the closest I've been to believing, 
This could be love forever


All throughout my life the reasons I've demanded....  
But how can I reason with the reason I'm a man. 


In a minute I'm needing to hold her... 
In an hour I'm cold, cold as stone... 
When she leaves it gets harder and harder to face life alone...  
Now my dreams are filled with times when we're together...  
Guess what I need from her is forever love.....



September 14, 2011

Last Days in Ho Chi Minh City, 14-15 Aug 2011



Days 4 & 5, Ho Chi Minh City


Sepulangnya dari Hoi An, kita balik lagi ke HCM city. Kali ini untuk menjelajahi kota saja sampai besok kita balik. Kita sampai di Tan Son Nhat sudah cukup malam, untungnya kita sudah atur pick up service dari Hotel Hoang Phong. Sayangnya kali ini pick up service ga seoke hotel pertama yang pake Fortuner. Driver kali ini sudah berumur and so does the car. Bayangkan aja, dijemput pake mobil taun 80'an kayanya, uda tua dan cukup reyot. Tapi ya tak apalah, yang penting sampe hotel.


Setelah 30 menit berkendara, sampai juga kita di kawasan Pham Ngu Lao yang cukup terkenal untuk Backpacker. Ternyata hotel yang kita masuki ini so different dengan sebelumnya, hotel Hoang Phong ini nyempil masuk gang kecil. Kita sempat ragu karena namanya : GOLDEN WIND. Setelah cross check dengan resepsionisnya, ternyata Hoang Phong is Vietnamese language, while Golden Wind is in English. Omaigat... Kenapa ga pake salah satu nama aja sih? Kebayang lah, uda hampir jam 10 malem, dan kita (menyangka) disasarin ama sopirnya ga tau kemana. Uda suudzon aja nih, untungnya bener hotelnya. Hehehe...


Karena uda kemalaman, meskipun lapar berat, kita uda males keluar untuk cari makan. So kita putuskan delivery KFC saja. Entah kenapa dengan harga 70000VND, KFC disini gak seenak di Indo. Dan lagi sambalnya sama sekali engga pedas. Doohh!! #tepokjidat
Tapi yang namanya kepepet, laper berat, ya hajaaarrr...  


Statue of Tran Nguyen Hai
Keesokan paginya kita uda siap-siap untuk searching hotel terakhir yang kita booking, yaitu Hoang Hai Long 2. Ternyata dari pencarian menggunakan google map (thanks for this technology), hotel tersebut dekat dengan Ben Than Market, yang memang menjadi tujuan kita selanjutnya.
Berbekal semangat dan map dari sang resepsionis, kita jalan mencari tempat itu. Jalan kaki sekitar 30 menit, sampailah kita di hotel itu, yang ternyata sangat dekat sekali dengan market. Maka mampirlah kita ke market dan window shopping terlebih dahulu. 
Setelah berkeliling sekitar 1 jam, kami putuskan untuk balik hotel lama untuk check out dan ambil barang. 


Seafood Fried Rice 
and Orange Juice
Dalam perjalanan baliknya, kita mampir buat makan siang di Allez Boo, resto yang didesain seperti Jungle, but it looks nice. Gue pesen nasi goreng seafood yang ternyata dihidangkan dengan cantik sampai gue bingung makannya gimana. Ndeso nih.... 
After lunch, kita angkat-angkat barang buat pindah hotel. Sebenernya gue nyesel tiap hari harus pindah hotel, ini adalah usulan temen gue. Yang gue ga kepikiran saat itu adalah : ternyata koper gue berat dan beranak pinak karena shopping di Hoi An. So kita ini totally bukan backpacker banget, tapi suitcaser keknya...


Untungnya kepindahan kali worthed banget. Hotelnya bagus! Hoang Hai Long 2 ini bintang 3 sepertinya. Sampai disana ternyata bookingan kita, deluxe room sedang kosong, di upgrade lah kita ke suite room. Mantap!! I love my room! Resepsionisnya juga lumayan cihui, enak dilihat. Hehehe...


Cathedral and St. Regina Pacis
Hari terakhir kita habiskan dengan jalan ke Katedral, Museum dan ke Ben Than Market lagi. Cathedralnya luar biasa, rasanya damai dan adem banget gue disana. Gue lumayan banyak ambil foto di Cathedral dan statue St. Regina Pacis. Diseberang Gereja ada bangunan lama yang difungsikan untuk Post Office. Kebetulan hari itu dipakai untuk foto prewed, so cwitt... Setelah merasa cukup ambil foto, kita lanjutkan lagi perjalanan ke Museum of Revolutionary. Tapi disana kita ga masuk karena males. Duduk-duduk bentar, kita jalan lagi ke Ben Than Market. 


Di market gue beli kopi dan souvenir untuk dibagi-bagiin ke temen-temen. Balik hotel istirahat bentar dan siangnya kita check out, siap-siap menuju airport lagi. Makan siang kita sengaja cari KFC (again) di mall seberang airport. Lumayan killing time sambil muter-muter cari Bourjois Powder yang emang uda diniatin dibeli, tapi ternyata ga ada stock lagi disana. Ga lupa sesuai rekomendasi, gue beli Pia Duren yang ternyata isinya cuma dikit, padahal uenakkkk banget!!


Ca Phe G7 
dan Pia Duren 
Balik di airport, kita masi nunggu sampai sekitar 1 jam-an untuk boarding. Emang sih kita udah tau kalo kelebihan bagasi, so temen gue langsung beli bagasi tambahan disana, sekitar $18 untuk 15kgs. Yah paling ngga kita bisa balik dengan tenang, ga beribet bawa barang, gitu pikir gue. Tapi ternyata ga semua selancar yang gue bayangin. 


Di bagian imigrasi, paspor gue sempat ditahan. Gue bolak-balik nanya kenapa, ga ada yang mau jelasin. Entah petugas imigrasinya pura-pura budeg, atau emang ga ngerti Inggris. Pokoknya gue dah kesel banget, bayangin aja, paspor ditahan tanpa alasan. Bisa telat balik gue cuma teronggok di airport. Setelah sekitar hampir 45 menit tanpa kejelasan, finally pasport gue dibalikin. Ini sepertinya (menurut gue) karena waktu dikedatangan, seperti yang pernah gue ceritakan disini, dimana waktu gua arrive, komputernya sempet error dan ngehang. Mungkin itu ngaruh dengan data yang masuk. Jadi saat gue balik, data gue ga ada atau mungkin corrupt. 


But however, thanks God gue masih bisa pulang dengan selamat. What a wonderful journey instead!


my best friend on a journey

September 13, 2011

Mudik yooo...



Libur lebaran taun ini jatuh tanggal 30-31 Agustus, dan ditambah dengan cuti bersama tanggal 29 Agustus dan 1-2 September, maka officialy libur seminggu + lebih 2 hari. Gue ama hubby uda sepakat untuk mudik naik mobil ke Jogja. Meskipun gue uda bayangin bakal macet, yang gue gak bisa bayangin adalah... LUAR BIASA MACET!


Bayangkan aja, kita berangkat tanggal 27 Agustus, jam 1 pagi, sampe di Jogja jam 4 pagi hari Minggu 28 Agustus. So gue on the road 28 jam! Untung aja pulangnya barengan 6 orang (gue cewe sendiri), jadi mereka gantian nyetir gue tidur bangun-ngobrol-tidur-makan-ngobrol-tidur, hehehe...
Tapi dasarnya emang uda diniatin yah, walopun macet kita tetep hepi. Dah lama ga balik soalnya, lagian yah berhubung yg nyetir bisa gantian, jadi engga terlalu berat.


Sampai di Jogja kita uda full schedule, hari pertama makan jejamuran, jalan bentar ke amplas, trus makan gudeg. Besoknya jalan ke Solo makan Nasi Liwet Yu Tukinem (ganti tempat favorit, bukan Yu Sani lagi). Trus lanjut minum susu segar Shi Jack. Emang top abis itu susunya, coklatnya enakkkk... mantaff!


The next day jalan ke Bantul, trus cari Bakmie Jawa. Besoknya lagi ke Pantai Baron, makan ikan sepuasnya. Beli ikan 2kg, masi nambah udang goreng, wader, cumi goreng. Emang kita beli kayanya kebanyakan, sampe dibawa pulang segala. Besoknya lagi kita ke Solo sorenya, dan mengulang nasi Liwet Yu Tukinem plus Shi Jack. 


Kalimilk Seturan
Ga kerasa waktu sangat cepat berlalu, pas hari terakhir, kita sempet-sempetin ke Kalimilk di Seturan. Sebenernya niat ke Monjali, tapi baru nyadar yang di monjali buka jam 1.30 siang. Ya kesiangan banget. So terpaksa ke Seturan aja yang deket dan uda buka dari pagi. 
Not bad lah Kalimilk fot it's taste and place. Mirip seperti Cimory di Puncak. Next time ke Jogja mau mampir di Kalimilk Monjali deh...

Strawberry, Caramel and Pure Milk



September 12, 2011

Shopping Online

Pastel Teint

Kemaren Kamis tanggal 8 September tiba-tiba muncul keinginan untuk beli Bourjois powder setelah sekian lama searching ga ketemu. Di Sogo waktu hunting beberapa minggu lalu, ternyata adanya Bourjois Mineral Radiance, sementara yang gue cari adalah Pastel Teint Essentiel. Sempat juga browsing di inet, nemu di beberapa shopping online, yaitu StrawberryNet dan Acmamalls. 


Namanya juga belanja online, apalagi menggunakan kartu kredit dan web asing dengan main office diluar negeri, sempat terbersit juga keragu-raguan. Takutnya ternyata situs yang tidak aman, ataupun ternyata situs yang 'nakal'. Udah bayar tapi barang ga sampai. 


Demi keinginan beli tuh bedak, gue langsung aja melakukan investigasi situs (cieeehh...) dengan mencari reviewnya. Kebetulan di Female Daily ada beberapa yang membahas hal ini. Disini ternyata ada yang memberikan testi plus dan minus. Ada yang bilang barang ga sampai-sampai, dan ada juga yang bilang semuanya mulus, running smoothly. Yang parah gue baca tentang StawberryNet, banyak sekali yang bilang kalau barangnya ngga baru, jadi kadang kalo lipstick bau tengik. Gluk! Wadooohh! Untuk muka sih mana berani coba-coba kalo ga rekomen.


Mineral Radiance
Setelah jadi investigator untuk beberapa saat, gue memberanikan diri untuk beli online. Ibaratnya gue udah siap ilang duit deh. Web yang gue pilih adalah Acmamall karena keliatannya 'dekat' (main office di Singapore) daripada StrawberryNet yang notabene main office di Hongkong. Gue cek barang, ternyata harganya lumayan juga, di SOGO untuk Mineral Radiance 175ribu, tetapi Pastel Teint ga ada, sementara di webnya, ada Pastel Teint, seharga $17.32. Yah kalau dikurs ga jauh beda lah, selisih 30ribuan (anggap kurs $1 = 8600, harga jadi sekitar 149rb). Yang bikin gue suka juga karena cosmetics free shipping. 


So dengan membulatkan tekad, gue sign in dan masukin tuh barang di cart gue. Ternyata setelah sampai ke payment, gue dapat potongan cash dollar sebanyak $5! Lumayan bo'! Total yang gue bayar cuma $12.32 aja, atau sekitar 105rb. Cukup murah, seandainya terjadi masalah dengan pengirimannya, setidaknya ngga kecewa-kecewa amat. Hari Kamis tanggal 8 Sept gue melakukan transaksi dengan HSBC, dan Jumat uda dikirimkan bukti transaksi oleh Acmamall. 


Lumayan cepet juga, dikabarkan melalui HongkongPost, tanggal 9 Sept barang sudah dikirim. Wah gue harap-harap cemas juga yah, secara tau sendiri lah, pengirimannya dari HongkongPost akan direfer ke Pos Indonesia dan semua tergantung kecepatan pelayanan Pos Indonesia. 


Lucky me, hari ini (Senin), ternyata barang gue uda sampai dengan selamat! Alhamdulilah ya....
Cepet juga ternyata. Hanya kurang lebih 4 hari, barang uda ditangan. Packingnya pun bagus. Setelah dibuka, dalamnya dikasi gabus-gabus gitu, jadi aman dari goncangan. Wah pokoknya mantap deh, gak jera gue belanja disini. 






September 8, 2011

Hoi An City - The World Heritage in Vietnam



Perjalanan Day 2 di Vietnam adalah ke kota Hoi An, 1.5 jam naik pesawat dari Ho Chi Minh menuju Airport di Danang City, tapi jika menggunakan KA maka lama perjalanan sekitar semalaman atau kurang lebih 11-12 jam.


12 Agustus - Hoi An City


Bangun jam 7 pagi dan segera packing lagi untuk siap-siap check out. Setelah selesai packing kita turun untuk breakfast dan selesai-in bill. Sebenernya sayang juga karena hotelnya cukup recommended to stay longer. Tapi yah karena tiket Jet Star sudah dibeli, we have to leave the hotel.


Perjalanan ke bandara hanya sekitar 30 menit, dengan membayar $8 dari hotel. Kali ini hotel membookingkan kita dengan taxi Vinasun, but i want my Fortuner! 
FYI, taxi yang recommend di sana adalalah Vinasun dan Maylinh karena manggunakan argo resmi.
Sampai di bandara kita segera check in dan masukkan bagasi, ternyata kalo dilihat bandara domestiknya kalah jauuuuuhh deh dari jakarta. Di sana kok bandaranya kurang mentereng. Mungkin masi perlu diperbaiki sana sini.
Setelah menunggu kurleb 2 jam, pesawat siap boarding.
Ternyata nih, gue ngerasa flight kali ini bener-bener bising. Ga tau deh, tuh penumpang semuanya bawel bener. Ngobrol gak bisa pelan-pelan, uda kaya pasar. Gue yang tadinya mencoba tidur, kudu doping Tolak Angin biar nampol bisa nyenyak. Ih ga kebayang deh kalo naik bareng TKI... #upsss...


Sampai di Hoi An kira-kira jam 1 siang, duh ini bandaranya so sederhana sekali, standar abis. Mana bagasi nya main lempar aja, Samsonite merah kesayanganku langsung item-item kena kotornya conveyor. Sebeelll!! 
Begitu koper uda ditangan, langsung deh kita nyariin tukang jemput disana. Ternyata driver yang gue bayangin beda banget, kali ini kasual abis dan nungguin kita dengan cuek banget sambil sms-an. Gue kok feeling ini orang bukan driver (sehari-harinya), coz engga ada tampang dan manner driver. Bawain tas gue aja kaya ga niat gtu, haqdezzz...
Yang gue gak sangka, perjalanan ke Hoi An dari Bandara domestiknya Da Nang ternyata sekitar 45 menit! Dan itu jauuuuhhh, kering kerontang.... Gue bersyukur pake pick up service. Ga kebayang kalo masi harus cari taxi. Aje gile panasnya uda kaya 40 derajat begitu...


The hommy deco 
at Vinh Hung 3 Hotel
Sampai di hotel Vinh Hung 3, sopir menurunkan kita dan setelah kita ke resepsionis, kita dianter masuk ke dalam kamar. It's really nice room, with a simple but hommy decoration. I love it! Simply love it at the first sight!
Saking cape dan hausnya, kita sampe malas banget mo bergerak, untuk cari makan aja rasanya super males karena panasnya diluar uda kaya di etiopia (halah kaya pernah aja kesana). Pokoke superb menyengat. Mana setelah kita ngumpulin nyawa buat cari makan di depan hotel, pelayanannya bisa 2 jam buat 2 menu, masya oloh bener!! Lambaaaatttt!!! Bule sebelah gue yang uda order dari tadi juga gak dateng-dateng makanannya. Liat kita nunggu sambil geleng-geleng, dianya ketawa-ketawa aja. Dalam bahasa gak tertulis sih dia mo ngomong : See, it's a very long time to serve us lunch, and hehehe and you've been punk'd! 


Sorenya kita sempet puter-puter sekitar hotel untuk tau jalan. Rencananya sih besok pagi mau langsung ke Ancient Town-nya yang bisa dicapai cukup dengan jalan kaki saja. Eh ngga taunya karena uda kesorean, meskipun bawa map, tetep aja nyasar. Sebenernya ini salah belok gara-gara kita terpesona dengan Coat-Blazer-Jas yang handmade by Hoi An tailor's. Bayangkan, dengan 300 ribu rupiah bisa dapat coat sesuai ukuran kita, dan sehari jadi! SEHARI JADI! Bandingkan dengan penjahit di Indo yang serba lelet....  Wheeww....


13 August - 3rd Day  in Vietnam, 2 days in Hoi An


Paginya, keliatannya saking capenya, gue bangun kesiangan. Jam 8 seharusnya mulai jalan, gue baru mulai breakfast. Setelah kelar, kira-kira hampir jam 10 baru jalan. Duh uda mulai panas pula.... stress gue kalo cuaca so hot begini. Jadi males ngapa-ngapa, dehidrasi, sakit kepala. Bawaannya pengen berteduh dan minum dingin. Hahahaha....


Pertama kita susuri jalan dan nemu Ancient Temple, yang ada patung Buddha, Dewi Kwan Im Pou Sat, dan banyak dewa yang lain. Setelah puas take a picture, kita jalan lagi dan nemu resto Vinh Hung yang oke banget, traditional but colorful. So kita langsung berikhtiar kalo makan siang kudu disana (ga penting sih.... ). Lanjut jalan kita mau masuk ke Japanese Bridge, eh ternyata disitu harus beli tiket dulu seharga 90000 VND, dan itu bisa dipake masuk di 5 tempat yang menarik. 


Ancient Temple
Japanese Bridge sebenernya sih jembatan tua aja, ga terlalu istimewa. Makanya kita lanjut lagi ke Ancient House, yang uda ratusan taun, perpaduan antara Japanese, Chinese, and traditional Vietnam sendiri. It's so old. Bangunannya pakai kayu warna hitam, dan ada lobang jaring-jaring di lantai 2 yang bisa dibuka untuk menaikkan furniture karena disana pernah ada banjir besar, big flood dengan ketinggian lebih dari 1 meter.  Abis keliling-keliling kita disuguhi teh panas, anehnya si Vietnamese girl ga mau di foto. Pamali kali ya...


The Lampions
Next destination adalah gallery atau workshop yang banyak sekali disana. Bisa diliat mereka sedang melakukan kerjinan ukiran atau bikin lampion. Yes, Hoi An is very well known for it's beautiful lampions art. Betul-betul cantik disana. Seandainya saja cuaca disana sejuk, pasti deh aku uda muterin semua tempat. Dasarnya orang indo, biarpun panas, sempet juga beli macem-macem buat oleh-oleh. Dan kita sempet pula take a pic dengan cewe penjual souvenirnya. She's very friendly. Sesudah memborong souvenir, kita balik hotel dengan niat nyewa sepeda $1 untuk sehari, lumayan buat muter-muter sekalian nyari makan siang.


Vinh Hung Resto
Pork Claypot


Cafe-cafe disana sangat bagus, traditional (bangunan lama) tetap dipertahankan, dengan menu juga cukup variatif. Siang itu kita beneran lunch di resto Vinh Hung, pesenan kita adalah : Pork Claypot, dan White Rose. Mantep edan! Lunch yang paling delicious selama gue di Vietnam.




Larue Beer
Saking panasnya diluar kita pilih untuk take a rest dulu disana. Duduk-duduk sambil mandangin bule-bule tank top-an dengan cueknya, dan gue nge beer juga akhirnya karena pengen coba beer lokal. Nama birnya unik : Larue. Looks like a french name than Vietnam. Setelah gue cek ternyata : Brewed by Da Nang Brewery (Asia Pacific Breweries-Heineken). Gak nyangka juga, punya Heineken. Padahal gue lebih pilih Anker Beer daripada Heineken kalo di Jakarta.


Setelah agak sorean, matahari uda ga sekejam jam 12 siang, gue putuskan untuk ngelanjutin perjalanan lagi. Mampir lah kita di  Guangdong Assembly Hall  (Quang Trieu Congregation) in front of resto. Kebetulan banget disana lagi sepi, jadi enak banget buat ambil foto dan duduk-duduk. Rasanya tenang dan damai. Tapi itu ga bertahan lama karena tiba-tiba rame banget pengunjung berdatangan. Haizzz.... I need tranquility... 
Karena males dengan keramaian, kita lanjutin lagi perjalanan muterin Ancient Town, sempet berhenti ke Cafe (lagi) dan ke Ruman Tua (lagi). Tapi overall ga jauh beda sih. Gue sih salutnya pemerintah mereka bener-bener ngejaga tuh kawasan bebes kendaraan bermotor dan masih orisinil. Pemerintahnya concern dengan kawasan pariwisata, jadi mereka serius untuk memelihara peninggalan lama kaya gtu. Padahal dimana-mana masi bertebaran bendera palu-arit. Di indo nih, uda jelas kawasan Kota Tua itu historical banget, tetep aja ga peduli dengan meningkatkan kenyamanan disana.


With US $ 1 bycycle
Back to the story, jam 5 sore gue uda ga kuat buat jalan-jalan, so akhirnya gue cuma balikin sepeda dan siap-siap check out dari hotel untuk balik lagi ke Ho Chi Minh. Anehnya saat gue bayar bill, masa pick up service yang kemarin malah pada ga tau kalo ada, jadilah kita "hampir" aja ga bayar. Tapi gue sih feel guilty, so gue kasi tau mereka dan gue bayar lah $16 supaya gue gak disangka "Turis Indonesia yang gak jujur". Salah setitik rusak susu sebelanga kan repot. Ntar next Indonesia yang kesana dibilang tukang tilep kan bahaya. Hahaha...



Trip To Vietnam, 11-15 Aug 2011



Sebenernya rencana ini sudah ada sejak taun lalu, dimana saat itu ada tiket promo ke Vietnam oleh maskapai Low Cost Carrier AA. Kebetulan, waktu itu tiket yang saya dapat PP IDR 607.000,- include convinience fee, bagasi 1x dan pick a seat. Lumayan murah lah... 
Saat itu rencananya adalah tanggal 10-14 Agustus, tapi sebulan sebelum keberangkatan, AA mengirimkan info kalau penerbangan dimundurkan sehari. Jadi tanggal 11-15 Agustus. Untunglah jam ngga berubah. So the show still (can) go on.


Saat keberangkatan, gue terpaksa cuti setengah hari, karena pesawat berangkat jam 5 an, sementara untuk international flight gue sangat strict untuk sampe di bandara max 3 jam sebelum keberangkatan. Untung semuanya run smoothly, ga ada masalah. 


11 Agustus, Ho Chi Minh City


City Park
Perjalanan selama 3 jam pun ga bisa bikin gue tidur, gak sabar aja sampai di Tan Son Nhat Airport HCM. Ternyata setelah mendarat, gue lihat tuh airport koq sangat biasa sekali, bahkan dibandingkan dengan terminal 3 kita (untuk domestik) masih bagusan punya kita.


Setelah lolos dari imigrasi yg komputernya sempet ngadat, akhirnya gue bisa keluar juga dari airport. Kebetulan gue uda arrange pickup service dari airport oleh hotel Duc Vuong*. Setelah celingak-celinguk sebentar, ketemu juga papan nama penjemput gue dan temen gue. And wallaaaa... the driver can't speak english!! Penyakit emang di Vietnam, orang yang bisa bahasa inggris dikiiiiittt.


Si sopir masi lumayan muda, dia bantuin kita angkat koper dan menyuruh kita nunggu sebentar sambil dia ambil mobil dari parkiran. Yang bikin gue surprise, pick up service nya pake Toyota Fortuner yang kinclong dengan musik Pitbull. Wahahaha.... ngga nyangka, gue kira bakal dijemput mobil model taksi standar.


Sesampainya di hotel pertama, walopun di daerah backpacker, ternyata bagus juga. Para staffnya lumayan fasih bahasa inggris, dan hotelnya cukup keren. Total semalam abis $36 include breakfast. 


Abis masukin koper, leyeh-leyeh bentar, karena laper kita keluar cari makan. Mampir di resto setempat, kita pesen spring roll dan soup sea food (yang menurutku ga enak, biasa aja). Sepiring spring roll sekitar 35000 VND. Sementara 1 mangkok soup sekitar 55000 VND. Yah, so-so, tapi cukuplah buat ganjel perut. Pulang dari sana langsung siap-siap tidur untuk besok paginya ngejar pesawat ke Hoi An.



My Newest Thought

Operasi Gigi Geraham Bungsu (Menggunakan BPJS 2020)

Hai semuanya, kali ini gue mau share tentang pengalaman gue operasi gigi geraham bungsu atas bawah, sebanyak 4 gigi. Yes, 4 gigi sekaligus! ...