November 1, 2011

Is it a good question?



Artikel yang oke nih, buat yang masih lajang tentunya.


KOMPAS.com — Jika Anda masih lajang, Anda pasti sudah berulang kali mendengar pertanyaan seperti, "Kok belum kawin, sih?" atau "Kapan kawin?" atau "Kamu sih, pilih-pilih!" Si penanya mungkin tak sadar betapa menjengkelkannya mendengar pertanyaan seperti itu. Anda sudah mendengarkannya sejak tahap Anda merasa terganggu dengan pertanyaan semacam itu. Anda mulai kebal, hingga mulai terganggu lagi (ketika sadar usia sudah mendekati 35 tahun).


Mungkin si penanya memang tak bermaksud menyinggung perasaan Anda karena itu memang pertanyaan standar yang akan dilontarkan orang ketika sudah lama tak bertemu. Oleh karena itu, daripada stres karena mendapat pertanyaan yang itu-itu saja, lebih baik Anda mencoba menjawabnya dengan cara yang berbeda. Entah itu dengan mengutarakan pandangan Anda tentang pernikahan atau menanggapinya dengan jokes saja. Yang penting, jawablah dengan tenang, tetapi tetap percaya diri. Nah, berikut jawaban yang bisa Anda berikan:


"Belum ketemu yang seiman. Kalau sudah seiman pun, belum tentu langsung cocok, kan?" 
Jawaban ini akan membuat si penanya respek terhadap kondisi Anda bahwa menemukan pasangan yang seiman adalah prinsip Anda, dan ini jauh lebih elegan daripada menikahi siapa saja karena sudah didesak untuk menikah.


"Yah, gimana dong, dulu aku terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. Tapi aku tetap mencari, kok!"
Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda bersikap realistis dengan kondisi Anda. Anda terlihat percaya diri, tetapi tetap rendah hati. Setiap orang pernah berbuat kesalahan, dan Anda ingin memperbaikinya. Siapa tahu, akibatnya si penanya akan mengenalkan Anda kepada temannya.


"Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku sudah menikah sekarang, dan kamu jadi patah hati!"
Anda bisa mengatakan hal ini jika yang bertanya seorang pria, dan Anda merasa tertarik padanya. Bila ia juga masih lajang, bukan tak mungkin jawaban ini akan membuka peluang baginya untuk menjajaki hubungan dengan Anda.


"Ah, senang juga kok, tetap melajang. Enggak ada yang melarang kalau mau keluar kota, dan enggak perlu kompromi soal apa pun."
Anda menunjukkan bahwa menjadi lajang tak selamanya merugikan atau memalukan. Namun, sampaikan jawaban itu dengan ekspresi yang meyakinkan. Bila tidak, Anda hanya akan dianggap menghibur diri atau bersikap defensif. Kalau Anda memang masih menikmati kehidupan lajang, kalimat ini menjadi cara yang baik untuk menjawab pertanyaan. 


"Aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku...."
Wow... great answer, great sense of humour! Berikan senyuman Anda yang paling menawan dan tunjukkan kepribadian Anda yang menyenangkan. Jawaban ini juga membuat si penanya sadar bahwa perempuan tetap harus mencari pria yang baik dan dapat diandalkan karena Anda pun punya kualitas yang sama. Hanya karena masih lajang, tak berarti Anda desperate.


"Aduh, belum ketemu Mr Right, nih! Cariin, dong!"
Nah, ini jawaban yang akan menguntungkan Anda. Bila Anda memang cukup sibuk sehingga tak terlalu sering meluangkan waktu senggang bersama teman-teman, si penanya akan merasa tergerak untuk mengenalkan Anda dengan teman-temannya. Bahkan, Anda mungkin bisa mendapat kenalan lebih dari satu. Asyik, kan?


"Ya, jelas harus pilih-pilih dong! Kalau tiba-tiba dia ternyata perampok bank, gimana?"
Ini juga jawaban yang asyik karena Anda menanggapi tuduhan "pilih-pilih" tadi dengan humor. Percayalah, sebagai perempuan Anda memang harus memilih pria yang mampu mendampingi Anda seumur hidup. Dan ini tak mungkin dicapai bila Anda tergesa-gesa memutuskan pria yang ingin Anda nikahi. Tentu, pilih-pilih yang dimaksud bukan "pilih yang ganteng, jangkung, kaya, atau terkenal".


Sekali lagi, apa pun jawaban yang Anda berikan, Anda harus percaya dengan apa yang Anda katakan. Bila Anda "membaca" bahwa percakapan itu akan berlarut-larut, segeralah mengganti topik pembicaraan. Ini memperlihatkan bahwa Anda tak bisa diatur olehnya. Lagipula, jika si penanya tergolong orang yang usil atau gemar mengurusi orang lain, tak ada gunanya meladeninya.


Kalau boleh ditambahkan, sekarang ada beberapa jawaban yang lumayan OKE juga, sbb :


"May... maybe Yes, maybe No" 
Jawaban umum akhir-akhir ini, terinspirasi dari salah satu iklan di TV. Lumayan mengena sih. 


"Nunggu kamu punya anak deh.." (untuk penanya yg uda merit tapi belom punya anak) 
"Nunggu kamu punya anak ke..." (itung aja sendiri anak si penanya udah berapa)


Tapi mau bagaimanapun juga, dalam hidup manusia itu, semua pertanyaan ga akan pernah berhenti. Di sini (Indonesia) menganggap pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah wajar, walaupun diluar negeri terkadang pertanyaan seperti itu dianggap ga sopan. Kalau di Indonesia, kita belom merit, akan ditanya kapan nikah. Kalau sudah nikah, pasti ditanya kapan punya anak, even kalo sudah punya anak satu akan ditanya juga kapan nambah anak. Cape gak loe?? Perasaan cuma kapan mati aja ga ditanya. Hahaha...


Kalo gue pribadi sih, gue risih banget dengan pertanyaan itu. Prinsip gue adalah : "Perlakukan orang lain seperti yang kamu ingin orang lain lakukan padamu". So karena gue terganggu, gue juga ga pernah menanyakan something privacy kaya gitu ke temen-temen gue. Baik yang single maupun yang uda beranak. Pentingkah kita membuat mereka merasa dikejar target? Apakah itu mempengaruhi pertemanan kita? I don't think so. I think, somehow, it's kinda annoying.


Kita mau nikah kapan, mau punya anak kapan, itu adalah keputusan kita (dan pasangan kita kelak). Seharusnya sebagai orang lain (walaupun hanya basa-basi), gue pikir ga usah terlalu lebay dengan menanyakan hal tersebut. Kalau teman kita memang berniat menyebarkan berita gembira, bisa dipastikan kita akan tahu juga pada akhirnya. Jadi tidak perlu basa-basi dengan menanyakan hal 'mengganggu' seperti itu disetiap pertemuan. Toh kalaupun kita mau cepet nikah atau enggak, si penanya juga ga akan bantu bayar biaya pernikahan kan? Begitupun kalau kita dikejar target punya anak dengan alasan "umur", toh si penanya ga juga bayarin kebutuhan anak kita? So all that chit-chat are crap for many reasons. Lagipula, ga semua orang menikah hanya dengan tujuan punya anak. Cobalah sebagai manusia bisa open mind sedikit, dan menerima bahwa pikiran manusia itu beda-beda. Dengan begitu bisa memahami kalau apa yang diinginkan tiap individu tidak selalu sama dengan apa yang dimaui oleh penanya.


Kalau gue sekarang sih uda ga terlalu peduli dengan pertanyaan itu, secara buat gue kalo ada yang bertanya kapan punya anak, cukup gue jawab : "Lagi pengen pacaran aja" atau "Belum kepingin". Extreme nya sih kalau ada orang yang nanya terus-terusan di bbm atau ym, ya gue remove aja. Selesai kan? 

No comments:

Post a Comment

My Newest Thought

Operasi Gigi Geraham Bungsu (Menggunakan BPJS 2020)

Hai semuanya, kali ini gue mau share tentang pengalaman gue operasi gigi geraham bungsu atas bawah, sebanyak 4 gigi. Yes, 4 gigi sekaligus! ...