Memaafkan adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dalam pelaksanaannya.
Dalam hidup, terutama kerja, sering kita temukan hal-hal atau kesalahan yang membuat kita kecewa, ataupun marah. Mungkin dengan teman kerja, atasan, ataupun terkadang dari pihak eksternal.
Kadang emosi tersebut mempengaruhi kita sehingga kita langsung mengkritik dan menyalahkan orang lain. Ada baiknya, setiap kali timbul konflik atau kesulitan, kita harus terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri daripada mengkritik atau menyalahkan orang lain. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah memahami dan memaafkan siapapun yang telah membuat kita merasa emosi.
Memaafkan, adalah suatu pilihan.
Terkadang banyak orang yang cenderung melupakan saja, padahal seharusnya lebih penting jika kita bisa memaafkan dan melupakan. Kalau kita hanya melupakan saja, terkadang masih ada rasa dendam/kesal yang tertinggal, yang pada akhirnya jika ada masalah yang terjadi lagi oleh orang yang sama, kita akan cenderung mengungkit-ungkit lagi. Misalnya : memang si A itu kalo kerja ga pernah beres, memang si B itu sukanya seperti itu, memang si C itu pilih kasih, dll.
Sementara, kalo kita benar-benar bisa memaafkan secara tulus, tanpa rasa dongkol ataupun kesal, kita akan lebih sabar dan memahami bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna, termasuk diri kita sendiri.
Kita hanya menjalani hidup sekali saja, karena itu kita seharusnya dapat menghapuskan dendam, mengakui kesalahan (jika memang kita telah melakukannya) dan berjiwa besar untuk meminta maaf, bukan hanya menuntut orang lain untuk meminta maaf ke kita.
Meminta maaf tidak selalu mudah, terutama memaafkan orang yang mungkin sudah menyakiti kita dengan kata-kata ataupun perbuatan. Tetapi jika kita mencoba dan berdoa, beban itu akan berkurang perlahan-lahan.
Jika kita dapat sungguh-sungguh memaafkan orang lain dengan cara yang sama kita memaafkan diri sendiri, maka hidup akan terasa lebih ringan dan bahagia.
No comments:
Post a Comment