Nulis Outsourcing aja salah... |
Bahkan gue dengar, ada yang minta dimasukkan uang pulsa, uang koran, dan uang parfum (ga tau yang ini bener apa ngga) dalam komponen perhitungan UMR. That's insane!
Si Buruh-buruh ini ngga mikir panjang, kalau perusahaan udah ngeganti mereka semua dengan mesin, baru lah mati pada. Sekarang logika aja, mereka di 'outsource' aja, kerjanya males-malesan, eh minta diangkat karyawan? Jujur aja, buruh-buruh ini pada banyak yang ga tau diri. Banyak yang demo bawa gadget canggih, eh masih teriak-teriak minta uang lebih? Emang mental bukan pekerja, mental pengemis. Kalau mereka teriak minta tunggakan gaji dibayar, okelah, acceptable. Tapi kalo ngeliat kerja mereka yang ga produktif dan minta supaya diangkat karyawan tetap, wah itu sih nonsense. Some say : mereka ini sebenernya ngga kurang, hanya mau meminta uang lebih dengan cara yang termudah. Huh! Shame on you!
Anyway, karena gw males ber-empati dengan buruh-buruh ini, akhirnya gw memutuskan hari libur ini nonton Amazing Spiderman 2. Dimana lagi kalau bukan di XXI Balékota Mall.
Gw datang jam 12 siang, dapat tiket jam 3pm. Ya okelah, antrinya juga hanya sekitar 20 menit. XXI Balékota Mall emang top banget deh, ga perlu cape antri.
Amazing Spiderman 2 : Spidey vs Electro |
Kemudian ada juga old friend Peter, Harry Osborn. Penerus Osborn Corp. yang menguasai sebagian besar sumber daya kelistrikan di kota. Harry ternyata mengidap penyakit cukup parah, yang diturunkan dari ayahnya, Norman Osborn. Sampai pada suatu titik, dimana Harry sangat terobsesi untuk mendapatkan darah Spiderman yang dianggap dapat menyembuhkan penyakitnya. Menurut Harry, racun laba-laba experiment tersebut dapat menyatu dengan sang Spiderman, jadi seharusnya can cure every disease. Saat pertengahan film baru terkuak lah, bahwa racun tersebut dapat membuat Peter menjadi hebat karena ayahnya (Richard Parker) yang melakukan ujicoba tersebut, menanamkan DNA dia dalam laba-laba tersebut. Itulah alasan kenapa Peter tidak mati saat digigit laba-laba tersebut dan malah menjadi luar biasa.
Harry yang tidak mengerti alasan tersebut, mengira Spiderman tidak mau menolongnya. Terutama saat dia menyadari bahwa Spiderman adalah Peter. Bermaksud balas dendam, dia mencelakakan Gwen, membuat Gwen ikut terseret perkelahian dengan Harry, yang berujung dengan kematian.
Sungguh mengagetkan endingnya, tapi make sense. Tidak semua hal berjalan sesuai keinginan, bahkan untuk seorang super hero. He can be super, but he can't have it all.
Yang membuat surprise adalah di setiap ending film Marvel, sesudah daftar pemain (post-credits-scene) biasanya ada cuplikan film selanjutnya. Tapi kenapa di Sipderman ini, justru potongan film X-Men? Big question.
No comments:
Post a Comment