Perjalanan dari hotel mulai pukul 7.30 pagi. Sesampainya di Pantai Tanjung Binga, kami bersiap-siap menyeberang. Pihak tour sudah mempersiapkan alat-alat snorkeling dan lifejacket untuk kami pakai naik kapal.
Pulau pertama yang kita tuju adalah Pulau Pasir, yang mana menurut guide kami sering dijumpai Starfish (bintang laut) yang cukup besar. Kami sempat berfoto-foto sebentar disana, dan kemudian lanjut ke Pulau Batu Berlayar. Pulau ini sangat mungil sekali, mungkin sekitar 10-15 menit sudah berhasil dikelilingi. Batu-batu disini sangat oke sekali, sepertinya memang ini peninggalan prasejarah. Batunya besar sekali, dan cukup banyak.
Sehabis dari Pulau Batu Berlayar, kami lanjut lagi ke Pulau Burung. Disini kami tidak terlalu banyak berfoto karena relatif mirip.
Pulau Burung |
Mercusuar Pulau Lengkuas |
View Pulau Lengkuas dari Mercusuar |
Overall Pulau Lengkuas ini cukup unik meskipun tidak terlalu besar juga, tapi bersih. Ada penyewaan tikar untuk bersantai di Pantainya. Siang itu kami sekalian makan siang disana, rice box dibawakan oleh guide kami. Nyam-nyam enak bener makan siang disana, setelah cape naik Mercusuar dan puter-puter pulau. Mana matahari sedang terik-teriknya, sukseslah kita ber-tanning ria di Belitung.
Setelah makan siang dan istirahat sejenak (kalau lama bisa ketiduran saking enaknya angin disana), kami melanjutkan untuk snorkeling di sekitar Pulau Lengkuas. Sayang kami ga ada yang bawa underwater camera, memang untuk terumbu karangnya tidak sebanyak dan secerah coral di Indonesia Timur (Alor, Wakatobi, ataupun Komodo). Yah tapi karena ini snorkeling gue yang pertama, gue sih tetep enjoy aja, hehehe...
Puas snorkeling, kita mampir di Pulau Babi untuk istirahat. Dinamakan Pulau Babi karena banyak Bulu Babi disana, yang katanya kalau ketusuk bakalan sakit + gatal. Untungnya kami semua baik-baik aja disana. Malahan gue ama temen gue sibuk berenang sana-sini karena airnya enaaakkk banget, serasa kolam renang pribadi yang super luas. Rasanya ga ada puas-puasnya berenang disini, pengen aja sampai malem kalo ga inget harus nyeberang balik lagi ke Pantai Tanjung Kelayang.
Sore hari sekitar jam 4, kami balik ke Pantai berhubung air laut mulai tinggi. Sesampainya di Tanjung Kelayang, matahari sudah tertutup awan, jadi kami tidak dapat view sunset disana. Kami putuskan untuk mandi dan bersiap-siap untuk makan malam di Pantai Tanjung Tinggi sekitar pukul 7 malam.
Sesampainya di Tanjung Tinggi, kami sempatkan foto-foto sebentar di plang lokasi pembuatan film Laskar Pelangi, dan kemudian minum kelapa muda tak lupa ngembat sepiring Indomie goreng yang ajibb banget saat lapar mendera. Beberapa teman masih mau berfoto-foto di Pantai, kalo gue uda cape, enough deh photo sessionnya, saatnya istirahat sambil menunggu makan malam.
Menu makan malam kali ini seperti biasa adalah seafood, kepiting saos padang dan masakan ikan khas belitung, yaitu Gangan. Rasanya maknyus, sedap! Gangan ini dibuat dari Ikan Kepala Ketarap, menggunakan kuah kuning yang rasanya segar dan asam-gurih. Gangan ini sama sekali tidak amis. Sayangnya karena laper berat, gue lupa foto. So inilah foto yang gue unduh dari Kaskus.
Gangan Ikan Kepala Ketarap (pic from Kaskus) |
Overall makan malam kali ini superb deh, kita pulang sekitar pukul 8 malam dengan perut kenyang dan hati gembira.
Keesokan harinya, kita memutuskan untuk mencari makan pagi yang simpel karena kami harus balik ke jakarta. Ternyata sepanjang jalan, tidak juga dijumpai warung yang buka pagi. Jadi kami hanya cukup dengan minum kopi di warkop yang cukup ramai dikunjungi, yaitu warung kopi AKE (Cafe Senang). Meskipun namanya Cafe, tapi jangan bayangkan seperti cafe di Jakarta macam Starbucks atau Coffee Bean, cafe ini sangat simpel, dan lebih kearah warkop.
Kita hanya memesan kopi susu dan kopi hitam saja, rasanya tidak jauh berbeda dengan kopi Manggar. Mungkin memang selera di Belitung adalah kopi yang seperti itu. Setelah selesai mencicipi, kita melanjutkan lagi perjalanan menuju bandara. Jalanan sepi, namun rapi, tanpa macet dan aspalnya mulus. Jauh beda dengan kondisi Jakarta yang padat, macet, dan banyak tempat beraspal bolong-bolong.
Finally, akhirnya kita sampai juga di bandara, dan bersiap-siap untuk balik ke Jakarta lagi. Ciaoo Belitung, we will miss you a lot!
No comments:
Post a Comment