September 19, 2014

Surprisingly tired... Bored...


Last week I felt so confuse, and a bit upset with my condition. But in the other side, I believe that nothing in coincidence. I've got a great offer, but I can not take it. It's a pity actually, but maybe there's another way for me to reach something better.

Ok, leave it.

Akhir-akhir ini ke kantor rasanya cape sekali.
Mana harus bikin report terus-terusan, ya ampun Tuhaaann... this kinda bulshitt! Gue benci banget sama yang namanya laporan. Masih mendingan kalo laporan itu realistis, kalau cuma buat keren-keren, what for?
Percuma bikin report, kalau tiap saat hasil juga tidak diaplikasikan. Sama seperti meeting terus-terusan, tapi pada akhirnya solusi/keputusan yang ada juga cuma dianggurin. Trus ngapain repot-repot meeting yang never ending? I don't get it!


Today ada survey dari kantor. Anonim sih. Tapi intinya untuk cek dan ricek mengenai company. Gw jawab aja jujur. Menurut gw, yang namanya big company, sudah seharusnya punya standar yang jelas mengenai apapun. Gaji, fasilitas, tunjangan, karir, anything yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan/karyawati nya. Bukan cuma gedung besar aja yang dimodalin. Karena dengan pekerja yang sejahtera, bisa dipastikan 85% akan loyal. Sementara sisanya, pasti akan menjadi kutu loncat untuk karir ataupun tawaran yang mungkin lebih luar biasa. Who can blame them?



Perusahaan yang baik pasti akan menghargai karyawan/karyawatinya. Dengan adanya rasa dihargai, pekerja akan lebih terpacu untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik, yang pada akhirnya akan menguntungkan perusahaan juga. Kalau ditanya kenapa banyak terjadi turn-over, sebenarnya permasalahan terbesar pasti ada di manajemen. Contohnya, karyawan yang kecewa dengan karirnya, kecewa dengan fasilitasnya, kecewa dengan gajinya, kecewa dengan job-desk yang serabutan tidak sesuai dengan deal awal, atau bahkan kecewa karena tidak adanya training yang tepat sehingga kemampuan tidak mengalami peningkatan.

Di beberapa divisi, terkadang apa yang diinginkan atasan, susah untuk diwujudkan karena atasan cenderung tidak mau tahu kesulitan bawahannya. Menganggap sepele masalah, tetapi juga tidak memberikan solusi yang tepat. Di tengah kebingungan-kebingungan seperti itu, tak ayal karyawan yang tidak mendapatkan pencerahan, memilih mundur dan mencari pekerjaan yang lain.

Jika memang pekerjaan itu tidak sesuai dengan personality kita, sebenarnya tidak cukup baik untuk
dipertahankan. Tapi terkadang, manusia terikat dengan titel-titel yang menyertainya. Entah karena gengsinya, lokasinya, dan yang terpenting : gajinya. Some people meant to be an entrepreneurs, but the other actually fit to be workers. Untuk orang yang biasa bekerja dengan gaji yang rutin dan teratur, menjadi wiraswasta itu cukup berat. Banyak yang harus dipertimbangkan, misalnya biasa selalu pegang duit, trus nantinya jadi kadang banyak, kadang sedikit. Harus benar-benar pintar mengatur keuangan. Tidak semua orang 'lulus' dalam masalah mengatur keuangan.

Pada dasarnya, sebuah perusahaan yang menghargai para pekerjanya dengan selayaknya dan sesuai standar, umumnya bisa berkembang dengan sehat. Perusahaan dan para pekerjanya, dapat bersama-sama membangun situasi dan kondisi yang kondusif demi kemajuan bersama. Kegalauan-kegalauan itulah yang sekarang menyerang gw. Masih 3 bulan sebelum gw akhirnya cuti melahirkan dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dihilangkan dari pikiran gw.





No comments:

Post a Comment

My Newest Thought

Operasi Gigi Geraham Bungsu (Menggunakan BPJS 2020)

Hai semuanya, kali ini gue mau share tentang pengalaman gue operasi gigi geraham bungsu atas bawah, sebanyak 4 gigi. Yes, 4 gigi sekaligus! ...